Bisnis  

4 Tips Menghindari Saham Gorengan di Tengah Sentilan Purbaya

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan Sampai Sekarang masih banyak praktik saham gorengan yang terjadi di Pasar Saham Indonesia yang merugikan investor.

Saham gorengan Merupakan sebutan untuk saham yang harganya naik dan turun secara tidak wajar. Ini terjadi imbas rekayasa Sebanyaknya pihak, yang kerap disebut pemain atau bandar.

Hal ini Tidak mungkin tidak membuat banyak investor ketar-ketik, terutama yang baru Ingin masuk ke pasar saham.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi Damai saja, Supaya bisa tidak terjebak pada saham gorengan, berikut empat Tips yang bisa dilakukan investor:



1. Cek dan Analisis Fundamental serta Teknikal Saham

Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE), Andi Nugroho mengatakan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari saham gorengan.

Pertama, menganalisis fundamental dan teknikal emiten tersebut. Saham yang memiliki kinerja keuangan kuat, terutama yang tergabung dalam indeks LQ45 atau IDX30, umumnya memiliki volatilitas harga yang wajar.

Berbeda dari, saham gorengan biasanya memiliki pergerakan harga yang ekstrem dan tidak rasional, misalnya, harga yang ‘tidur’ dalam waktu lama tiba-tiba melonjak tajam dalam hitungan hari tanpa adanya berita positif atau peningkatan kinerja perusahaan.

Dengan analisis yang matang, investor dapat menilai apakah Fluktuasi Harga suatu saham memang didorong oleh kinerja Usaha atau sekadar spekulasi pasar.

“Cek dan Analisa fundamental dan teknikal dari saham tersebut. Saham-saham yang fundamentalnya bagus apalagi yang masuk LQ45 misalnya, biasanya volatilitasnya tidak terlalu ekstrim,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

2. Hindari FOMO dan Beli Saham Secara Gambling

Menurut Andi, Trend Populer fear of missing out (FOMO) sering membuat investor tergoda membeli saham hanya karena melihat tren kenaikan tajam Sampai saat ini menyentuh auto reject atas (ARA).

Padahal, membeli saham tanpa analisis yang jelas sama saja dengan berjudi. Dengan melakukan riset terlebih Pada masa itu, investor dapat mengurangi risiko terjebak pada saham yang Baru saja ‘digoreng’ oleh pihak-pihak tertentu demi keuntungan jangka pendek.

“Dengan melakukan analisa sebelumnya, kita bisa mengurangi resiko membeli saham ‘secara buta dan gambling’ hanya karena FOMO melihat trennya yang tetiba naik tinggi sampai ARA,” kata Andi.

3. Waspadai Informasi dan Pompom dari Influencer

Tak hanya itu, di era media sosial Di waktu ini, Andi menilai banyak informasi tentang saham beredar dengan Unggul. Tidak sedikit yang bersifat pompom atau ajakan untuk membeli saham tertentu tanpa dasar analisis yang kuat sehingga masyarakat Dianjurkan lebih waspda.

Bahkan, ajakan semacam ini sering kali datang dari influencer yang memiliki banyak pengikut Sekalipun belum Tidak mungkin tidak memahami analisis pasar dengan baik.

“Karena itu, penting bagi investor untuk Setiap Saat memverifikasi informasi yang diterima dan tetap berpegang pada data serta analisis pribadi. Jadi bijaklah dalam mencerna informasi yang diterima,” jelas Andi.

4. Diversifikasi Portofolio Penanaman Modal

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Dandy mengatakan investor Bahkan Dianjurkan menyebar Tempat penempatan dananya. Dianjurkan diberbagai saham sehingga portofolionya beragam.

“Jangan menaruh semua modal di satu emiten. Diversifikasi Merupakan strategi klasik yang terbukti efektif untuk mengurangi risiko Penanaman Modal,” kata Dandy.

Menurutnya, dengan menyebar dana ke beberapa saham dari sektor berbeda, potensi kerugian akibat saham tertentu yang anjlok dapat diminimalkan.

“Diversifikasi Bahkan Membantu menjaga kestabilan portofolio dalam jangka panjang,” jelasnya.

Alternatif Penanaman Modal yang Lebih Terpercaya

Andi dan Dandy menyebutkan bagi investor yang ingin menghindari risiko tinggi saham gorengan, ada beberapa pilihan Penanaman Modal alternatif. Misalnya, reksadana berbasis saham yang dikelola oleh manajer Penanaman Modal profesional.

Sekalipun, Seandainya ingin portofolio yang lebih seimbang, bisa memilih reksadana pendapatan tetap atau reksa dana pasar uang.

Sementara untuk tujuan jangka panjang di atas lima tahun, keduanya menyarankan bisa memilih instrumen Penanaman Modal seperti Emas karena lebih stabil dan relatif Terpercaya dari gejolak pasar saham.

(agt)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA