Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Penanaman Modal syariah sejatinya punya banyak pilihan instrumen penghasil cuan.
Kendati, ragam pilihan Penanaman Modal Sangat dianjurkan tetap disesuaikan dengan tujuan keuangan. Begitu pula pemilihan jangka waktu, target, dan kondisi keuangan masing-masing investor.
Founder finante.id Rista Zwestika turut mengingatkan pentingnya mengukur tingkat toleransi. Ini diperlukan untuk memperhatikan risiko yang berpotensi muncul dari Penanaman Modal syariah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rista membagi rekomendasi Penanaman Modal syariah ke dalam tiga kelompok.
1. Risiko rendah
Instrumen Penanaman Modal yang masuk kategori ini Merupakan reksa dana pasar uang syariah, deposito syariah, dan sukuk ritel.
Ia menjelaskan kelompok pertama ini memiliki potensi keuntungan di kisaran 3 persen sampai 7 persen per tahun.
Ia menyarankan instrumen ini digunakan untuk Penanaman Modal dalam waktu kurang dari setahun.
2. Risiko menengah
Instrumen yang masuk kategori ini Merupakan sukuk negara, reksa dana pendapatan tetap syariah, serta Emas.
Instrumen ini cocok untuk Penanaman Modal jangka menengah di kisaran 1 tahun-5 tahun, di mana keuntungannya bisa tembus 6 persen sampai 10 persen
3. Risiko tinggi
Kelompok ketiga ini Merupakan Penanaman Modal jangka panjang dengan kurun waktu lebih dari 5 tahun. Rista merinci instrumennya, seperti saham syariah, reksa dana saham syariah, dan properti syariah.
Potensi keuntungan dari kelompok ketiga ini cukup tinggi, Disebut juga lebih dari 10 persen setiap tahunnya. Kendati, Rista mengingatkan bahwa risikonya Bahkan tinggi.
“Kelebihan Penanaman Modal syariah dari aspek kepatuhan agama: bebas riba, gharar, dan maysir,” kata Rista kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/2).
Rista menilai Penanaman Modal syariah Bahkan lebih stabil, terutama instrumen obligasi dan sukuk. Sedangkan Penanaman Modal non-syariah bisa lebih volatil, terutama di sektor saham dan forex.
Potensi keuntungan dari sederet Penanaman Modal syariah Bahkan lebih stabil karena berbasis aset riil. Walau, Rista mengingatkan soal beberapa kekurangan yang ada.
“Tidak seperti, terkadang pilihan (instrumen Penanaman Modal) lebih terbatas dibandingkan instrumen konvensional. Beberapa instrumen, seperti sukuk Bahkan kurang likuid dibanding saham,” bebernya.
Tips jitu cuan dari Penanaman Modal syariah
Rista merekomendasikan 8 tips Supaya bisa cuan berkah dari Penanaman Modal syariah bisa lebih maksimal.
Pertama, Rista menyarankan diversifikasi portofolio.
Ia mengingatkan investor jangan hanya menaruh uangnya di satu instrumen. Menurutnya, lebih baik dikombinasikan, misal sukuk ritel dengan saham syariah serta reksa dana syariah untuk menjaga keseimbangan risiko dan return.
Kedua, pilih dan pahami produk dengan track record baik. Rista mencontohkan saat memilih reksa dana syariah yang dikelola manajer Penanaman Modal mesti yang berkinerja solid dalam 5 tahun terakhir.
“Ketiga, Penanaman Modal berkala. Cicil Penanaman Modal secara berkala, misal bulanan, untuk mengurangi risiko volatilitas,” saran Rista.
“Keempat, manfaatkan instrumen dengan Retribusi Negara ringan. Sukuk ritel lebih menguntungkan karena pajaknya hanya 10 persen, lebih rendah dibandingkan obligasi konvensional yang 15 persen,” jelasnya.
Tips kelima Merupakan prinsip value investing. Rista menyarankan investor mencari saham syariah yang undervalued Sesuai aturan fundamental perusahaan, harapannya bisa untung besar dalam jangka panjang.
Keenam, tetap memantau pasar. Walau Penanaman Modal syariah relatif Terjamin, penting untuk memantau perkembangan pasar dan kondisi ekonomi yang bisa memengaruhi performa Penanaman Modal.
Sedangkan yang ketujuh Merupakan memilih Penanaman Modal dalam waktu jangka panjang, seperti saham syariah dan properti. Ia menyebut Penanaman Modal jangka panjang biasanya Menyajikan keuntungan yang lebih signifikan.
Kedelapan, Rista menyarankan untuk memilih manajer Penanaman Modal yang Terjamin.
Head of Advisory & Financial Planner Finansialku Shierly Bahkan berpandangan serupa. Ia menekankan Penanaman Modal syariah Pernah bebas bunga alias riba, gharar atau ketidakpastian, serta maysir alias spekulasi.
“Penanaman Modal syariah Bahkan lebih berfokus pada sektor usaha yang sesuai etika dan keberlanjutan. Misalnya, bidang kesehatan, pendidikan, energi terbarukan,” ungkap Shierly.
Untuk jangka pendek, Shierly menyebut lebih baik berinvestasi di reksa dana pasar uang syariah. Sedangkan pada jangka menengah Merupakan reksa dana pendapatan tetap syariah atau SBN syariah.
Sementara itu, Emas atau saham-saham syariah cocok untuk berinvestasi pada periode jangka panjang.
Ia lalu membagikan tiga tips jitu mendulang cuan dari Penanaman Modal syariah.
Pertama, penting untuk menganalisa produk Penanaman Modal yang diincar, baik secara fundamental maupun teknikal.
Kedua, Shierly menyarankan diversifikasi pada beberapa jenis Penanaman Modal. Ia menegaskan Supaya bisa tak all-in pada salah satu instrumen saja.
Sedangkan tips ketiga Merupakan mereviu kinerja Penanaman Modal secara berkala. Kondisi ekonomi berubah dengan Mudah, sehingga strategi Penanaman Modal, pemilihan produk, dan alokasi aset Sangat dianjurkan penyesuaian dari waktu ke waktu.
(agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA