Jakarta, CNN Indonesia —
PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) sebagai bagian dari Holding BUMN Danareksa, memperkirakan harga Emas masih tetap tinggi karena kondisi global yang tak menentu.
Direktur Utama PT KBI Budi Susanto mengatakan Di waktu ini Emas ada Penanaman Modal idaman banyak masyarakat karena instrumen lain agak riskan dengan sentimen gonjang ganjing dunia Di waktu ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Harga Emas memang tidak secara khusus, kita percaya, Emas ini kan komoditi global ya memang kalau ditanya titik akhir tahun (bisa mencapai) US$3500-US$3600 per troy ons nya,” ujar Budi dalam acara media gathering di Souvee Bistro Jakarta, Rabu (30/4).
Menurut Budi, Bila Pertempuran tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China belum mereda, maka harga Emas Berniat tetap makin tinggi. Jadi semua lebih pada kebijakan kedua negara dengan ekonomi terbesar dunia ini.
“Kalau Pertempuran tarif dari Trump ini Pernah terjadi mencapai titik kesepakatan ya Emas Jelas kembali stabil bahkan menurun, karena kebijakan Trump Pernah terjadi mencapai titik equilibrium,” kata Ia.
Budi menilai Bila kebijakan Trump mereda dan lebih lunak kepada negara lain, terutama China, maka Penanaman Modal Berniat kembali beragam.
“Kalau Pernah terjadi mencapai titik normal (tarif Trump) ya Penanaman Modal balik lagi kayak forex, indeks saham dan lain-lain. Kalau Di waktu ini sih Emas paling besar lah memang, kalau kita lihat gitu,” jelasnya.
Sementara itu, di tengah tantangan Politik Global dan gejolak Pertempuran dagang global, PT KBI berhasil mencatatkan pertumbuhan volume transaksi Sampai sekarang 120 persen secara tahunan (yoy). Diikuti dengan pendapatan meningkat 25,4 persen dan laba bersih naik 22 persen.
“Capaian ini didorong oleh ekspansi Usaha kliring dan layanan resi gudang kita,” kata Budi.
Pada sisi transaksi Barang Dagangan, PT KBI mencatatkan penerbitan 1.058 resi gudang dengan nilai transaksi Rp2,871 triliun. Sementara volume kontrak berjangka tumbuh 10,5 persen (yoy).
Budi menegaskan transformasi layanan berbasis teknologi menjadi kunci peningkatan kepuasan pelanggan ke level 89,5 persen pada 2024, naik 2,6 persen dari tahun sebelumnya.
“Inovasi sistem ini Bahkan Mengoptimalkan daya saing perusahaan di tengah dinamika pasar,” pungkasnya.
(fra/ldy/fra)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA