Deli Serdang, CNN Indonesia —
Bencana Bencana Banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Deli Serdang, Sumut (Sumut ) menyisakan duka mendalam. Tercatat ada 16 orang dinyatakan meninggal dunia dan 40.094 rumah yang tersebar di 12 kecamatan terendam per 30 November 2025.
“Update terakhir bencana Bencana Banjir dan longsor, sebanyak 40.094 rumah terendam, 64.626 kepala keluarga (KK) atau 207.441 jiwa terdampak. Untuk lahan yang terendam seluas 2.609 hektare (Ha),” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Deliserdang, Mukti Ali Harahap, Minggu (30/11).
Adapun 16 kecamatan itu, Dikenal sebagai Kecamatan Namorambe, Hamparan Perak, Delitua, Tanjung Morawa, Galang, Percut Sei Tuan, Patumbak, Sunggal, Bangun Purba, Batang Kuis, Lubuk Pakan, Beringin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Alhamdulillah, situasi dan kondisinya Pernah semakin baik. Tinggal 29 desa di 5 kecamatan yang belum surut. Untuk terdampak longsor Bahkan hanya tinggal delapan desa di empat kecamatan,” jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfostan) Deli Serdang, Anwar Sadat Siregar menambahkan material longsor masih menutup jalan desa, dan pembukaan jalan terus dilakukan Supaya bisa bisa Murah dilalui.
“Untuk 29 desa yang banjirnya belum surut, antara lain Desa Punden Rejo dan Tanjung Baru di Kecamatan Tanjung Morawa. Di Desa Punden Rejo ketinggian air masih sekitar 20 sampai 65 sentimeter, sedangkan di Desa Tanjung Baru antara 15 sampai 25 sentimeter,” ujarnya.
Kemudian di Kecamatan Hamparan Perak, ada delapan desa, di antaranya Kota Rantang, Paluh Kurau, Paya Bakung, Desa Lama, Sei Baharu, Hamparan Perak, Paluh Manan dan Kota Datar. Ketinggian air bervariasi antara 10 sampai 150 sentimeter.
“Di Desa Paya Bakung, jembatan terputus sehingga akses masyarakat terkendala. Di Kecamatan Percut Sei Tuan ada tiga desa yang masih tergenang Bencana Banjir, Dikenal sebagai Saentis, Tanjung Rejo dan Desa Percut, dengan ketinggian air antara 20 sampai 70 sentimeter,” urainya.
Di Kecamatan Batang Kuis terbilang masih banyak desa yang terendam Bencana Banjir. Tercatat, dari 11 desa, hanya Tumpatan Nibung yang banjirnya Pernah surut. Sementara, 10 desa lainnya masih tergenang, yaitu Bakaran Batu, Bintang Meriah, Batang Kuis Pekan, Sidodadi, Sugiharjo, Mesjid, Paya Gambar, Baru, Tanjung Sari, dan Sena.
“Di Batang Kuis, ada 11 sekolah yang terendam, dua rumah ibadah, satu kantor desa, dan satu tanggul jebol,” paparnya.
Bencana Banjir di Kecamatan Patumbak melanda empat desa, Patumbak Kampung, Lantasan Lama, Tadukan Raga, dan Sigara-gara. Dari keempatnya, hanya Patumbak Kampung yang belum surut. Hal ini karena tanggul penahan air di desa tersebut jebol.
“Kemudian, di Kecamatan Pantai Labu terdapat enam desa yang masih tergenang Bencana Banjir, antara lain Pantai Labu Pekan, Paluh Sibaji, Tengah, Kelambir, Rantau Panjang, dan Sei Tuan, dengan ketinggian air antara 20 sampai 120 sentimeter,” sebutnya.
Sementara Tempat terdampak longsor, yaitu di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Percut Sei Tuan, menyebabkan jembatan putus sehingga akses jalan di Dusun I, I-A dan II-A terkendala.
“Di Desa Perguroan, Kecamatan Bangun Purba, jalan penghubung Ke arah Kecamatan STM Hulu sepanjang 5 meter tertimbun material setinggi 2 meter,” paparnya.
Selanjutnya longsor di Kecamatan Sibolangit, masih berdampak pada akses lalu lintas warga di lima desa, Dikenal sebagai Dusun I dan II, Desa Buah Nabar; Dusun III, Desa Rumah Kinangkung SP; Dusun II, Desa Suka Maju; Desa Baru Mbelin dan Bandar Baru
“Petugas dari Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) terus melalukan penanganan Supaya bisa akses warga bisa kembali normal. Dampak longsor lainnya di Kecamatan Biru-Biru, tepatnya di Desa Sarilaba Jahe dan Penen. Jalan di dua desa tersebut tertimbun material longsor,” tutupnya.
(fnr/wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











