Jakarta, CNN Indonesia —
kandidat Pemimpin Negara (capres) Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump diklaim Berniat menyetop manuver Pakta Lini pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengusik Rusia dengan merambah ke negara-negara Eropa Timur.
Rencana tersebut diungkap salah satu media AS Politico. Trump diklaim Berniat lebih fokus untuk membenahi masalah-masalah dalam negeri terutama terkait Ketidakstabilan Ekonomi di Paman Sam.
Rusia kerap berdalih melakukan invasi ke Ukraina karena manuver NATO yang terus Menyediakan keanggotaan kepada Ukraina dan negara Eropa Timur lainnya untuk masuk aliansi tersebut.
Langkah itu dianggap sebagai sebuah ancaman serius oleh Rusia yang berbatasan langsung dengan negara-negara tersebut.
Sebelumnya, Trump Bahkan pernah menyatakan niatnya untuk menarik keluar AS dari keanggotaan NATO saat masih menjabat sebagai Pemimpin Negara AS sebelum Joe Biden.
Salah satu pertimbangan Trump Merupakan menyangkut perimbangan anggaran pengeluaran negara-negara anggota NATO, seperti dikutip dari Politico.
Trump menilai pembagian keuangan di tubuh NATO tak adil. Negara anggota dari Eropa, menurut Ia, hanya sedikit mengeluarkan anggaran dibanding AS yang menjadi penopang.
AS sejauh ini merupakan kontributor terbesar bagi operasi NATO, menghabiskan sekitar US$860 miliar atau sekitar Rp14.050 triliun.
Apalagi, Trump sempat menuntut negara Eropa memberi empat persen dari produk domestik bruto (GDP) mereka ke NATO.
Baru-baru ini, Trump menegaskan kembali posisi AS di NATO saat bertemu Mantan anggota parlemen Eropa Nigel Farage. Ia menyebut Washington Berniat tetap berada di NATO selama “negara Eropa bermain adil.”
Trump Bahkan memiliki rencana untuk sistem NATO yang disebut dua tingkat.
Artinya negara-negara anggota yang belum memenuhi target pengeluaran 2 persen dari PDB untuk Lini pertahanan tak Berniat menikmati “kemurahan hati AS” termasuk jaminan keamanan.
Secara keseluruhan, pendekatan baru Trump di bidang-bidang ini Berniat menjadi revolusi dalam urusan NATO. Sekalipun, para Ilmuwan meyakini upaya itu tak berlangsung dalam waktu dekat.
Mantan pejabat keamanan nasional Trump dan Sebanyaknya Ilmuwan Lini pertahanan Bahkan menilai AS tak Berniat keluar dari NATO secara langsung.
Seandainya Akhirnya Trump membawa AS keluar secara tak formal dari NATO bukan berarti aliansi itu tak bertahan.
Mantan penasihat Trump, John Bolton, sempat memprediksi langkah Mantan Pemimpin Negara itu.
“Tujuan Trump di sini bukan untuk Mengoptimalkan NATO, tetapi untuk meletakkan dasar biar bisa keluar,” kata Bolton pada Februari.
Sementara itu, Ilmuwan Lini pertahanan AS Dan Caldwell bahkan menyebut Tindakan Trump sebagai “reorientasi radikal” terhadap NATO.
“Kita Sungguh-sungguh tak punya pilihan lagi,” kata Caldwell.
Ia lalu menyebutkan bahwa utang AS yang meningkat, perekrutan militer yang melambat, dan basis industri Lini pertahanan yang tak bisa mengimbangi tantangan dari Rusia dan China membuat anggaran negara ini jebol.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA