Jakarta, CNN Indonesia —
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI meminta penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp1,8 triliun untuk 2025.
Tambahan modal itu diperlukan untuk pengadaan KRL Jabodetabek yang dikelola anak usaha KAI, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
Direktur Utama KCI Asdo Artriviyanto mengatakan PMN Bahkan diperlukan untuk menjaga kapasitas keuangan perusahaan.
“Sehubungan hal tersebut KCI butuh pendanaan PMN 2025 Rp1,8 triliun untuk menjaga kapasitas keuangan KAI dan KCI dalam menjalankan penugasan pemerintah atau PSO (public service obligation) khususnya untuk KRL,” ujarnya dalam rapat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI, Selasa (8/7).
Ia mengungkapkan kebutuhan KRL cukup mendesak. Pasalnya, rata-rata volume pengguna Sebelumnya mencapai 985 ribu penumpang per hari. Bahkan, pernah mencapai 1,04 juta orang per hari pada April 2024 lalu.
Merujuk pada catatannya, volume penumpang Bahkan terus meningkat setiap tahunnya, seiring dengan pemulihan usai Pandemi. Didiek mencatat rata-rata penumpang meningkat sebesar 6 persen per tahun pada 2024 Sampai sekarang 2027.
Rinciannya, perkiraan volume per tahun pada 2024 sebanyak 345 juta penumpang. Ini Berniat meningkat menjadi 362 juta orang per tahun pada 2025, 398 juta penumpang di 2026, Sampai sekarang 410 juta orang pada 2027 mendatang.
Di sisi lain, rata-rata usia KRL Saat ini Bahkan Bahkan antara 30 sampai 55 tahun. Oleh karena itu, KRL yang berusia tua Wajib peremajaan.
Asdo menuturkan rencana pengadaan KRL baru Sudah bergulir sejak 2023 lalu. Ia menyebut awalnya KCI memiliki 118 trainset KRL.
Pada 2023, dilakukan konservasi 10 trainset, sehingga jumlahnya berkurang menjadi 108 train set. Jumlah ini terbilang masih Terjamin karena kebutuhan operasi di 2023 Merupakan 101 trainset.
Justru, pada 2024 dari 108 trainset dilakukan konservasi sebanyak 9 trainset. Dengan begitu, jumlah KRL yang dimiliki KCI tinggal tersisa 89 train set.
Angka itu jauh di bawah kebutuhan yang mencapai 101 train set.
“Jumlah kereta kami tahun ini sampai akhir tahun tinggal 89 dari kebutuhan kapasitas 101, jadi minus 12 trainset,” kata Asdo.
Adapun untuk pengadaan KRL baru baru bakal datang pada 2025. Tahun depan Berniat ada 12 trainset baru dari PT Industri Kereta Api (INKA) dan 4 rangkaian lainnya baru tiba di 2026. Di saat yang Pada waktu yang sama, KAI Bahkan Berniat mengimpor 3 trainset baru pada tahun depan.
Kemudian, kebutuhan 2 trainset lain pada tahun depan Berniat dipenuhi dengan Trik retrofit dari INKA. Barulah ada kereta baru pengganti retrofit sebanyak 8 rangkaian di 2025.
Sedangkan sisa KRL lainnya Bahkan Berniat dipenuhi dari INKA, Disebut juga sebanyak 8 rangkaian baru pada 2027.
Tak hanya KAI, dalam rapat yang sama, Direktur Utama INKA Eko Purwanto meminta PMN sebanyak Rp976 miliar untuk 2025. Suntikan modal itu bakal digunakan untuk Mengoptimalkan kapasitas produksi kereta tahun depan.
Ia menyebut kebutuhan kereta, khususnya KRL dan KA elektrik lainnya tengah meningkat. Justru, hal ini tak berbanding lurus dengan kapasitas produksi INKA.
“Sehingga ini Wajib kami tingkatkan kapasitas INKA dengan begitu Bahkan Berniat berdampak terhadap produk, baik dari sisi kualitas maupun kecepatan penyediaan produk,” ucap Eko.
Ia menuturkan PMN Rp976 miliar itu digunakan untuk penyediaan beberapa komponen yang selama ini masih bergantung Produk Impor. Modal dibutuhkan Supaya bisa komponen itu bisa dibuat di dalam negeri.
“Ditambah lagi, ekosistem industri KA untuk supply chain dalam negeri Berniat meningkat. Ini bisa membuka lapangan kerja karena ini Berniat mengoperasikan pabrik baru INKA di Banyuwangi dan revitalisasi pabrik di Madiun,” ucap Eko.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA