Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Wawancara miliarder Elon Musk dengan kandidat Kepala Negara AS dari Partai Republik Donald Trump di platform media sosial miliknya, X, sempat tertunda selama lebih dari 40 menit.
Musk, yang mengaku Mendukung Trump, menyalahkan masalah teknis tersebut pada serangan penolakan layanan terdistribusi (DDOS), yang merupakan serangan siber yang dilakukan dengan membanjiri server atau jaringan dengan lalu lintas (traffic) internet demi melumpuhkannya.
Melansir Reuters, klaimnya itu tidak dapat diverifikasi. X sendiri tidak menanggapi permintaan klarifikasi untuk rincian atau bukti dari dugaan serangan siber tersebut.
Trump kemudian berusaha mengubah masalah teknis tersebut menjadi hal yang positif, dengan memberi selamat kepada Musk atas banyaknya orang yang mencoba mendengarkan wawancara liver tersebut.
Perhitungan di X menunjukkan 1,3 juta orang mendengarkan pada saat-saat tertentu selama percakapan yang panjang itu.
Masalah teknis tersebut mengingatkan pada acara serupa di X pada Mei 2023, ketika Gubernur Florida Ron DeSantis mengalami awal yang kacau dalam upayanya untuk mendapatkan nominasi Kepala Negara dari Partai Republik karena gangguan pada platform tersebut.
Saat itu, Trump mengejek DeSantis di platform media sosial miliknya sendiri, Truth Social. “Tombol Merah saya lebih besar, lebih baik, lebih kuat, dan berfungsi (TRUTH!)” Trump memposting, “Tombol Anda tidak.”
Menjelang wawancaranya dengan Trump itu, Musk berkicau, “Saya Berniat melakukan beberapa uji penskalaan sistem malam ini & besok sebelum percakapan.”
Saling puji
Kedua pria itu saling memuji berulang kali. CEO Tesla tersebut memuji Trump atas keberaniannya dalam upaya pembunuhan terhadapnya bulan lalu. Sementara, Trump memberi selamat kepada Musk atas kesediaannya untuk memecat para pekerja yang menuntut kondisi yang lebih baik.
“Anda pemangkas [pekerja] terhebat,” kata Trump.
“Maksud saya, saya melihat apa yang Anda lakukan. Anda masuk, Anda hanya berkata: ‘Anda ingin berhenti?’ Mereka mogok kerja – saya tidak Berniat menyebutkan nama perusahaannya – tetapi mereka mogok kerja. Dan Anda berkata: ‘Tidak apa-apa, kalian semua pergi’,” lanjutnya, diduga terkait kasus di Twitter, sebelum jadi X.
Musk, orang terkaya di dunia, mengumumkan dukungannya untuk Trump tak lama setelah percobaan pembunuhan itu. Sekalipun demikian, Partai Republik menentang dukungan negara untuk produsen Kendaraan Pribadi listrik seperti Tesla.
CEO SpaceX itu sempat Mendukung Kepala Negara AS dari Partai Demokrat Joe Biden pada Pilpres 2020 walau Pada saat ini Ia berbelok ke kelompok kanan.
“Saya pikir kita berada di persimpangan jalan takdir, peradaban, dan saya pikir kita Wajib mengambil jalan yang benar, dan saya pikir Anda Merupakan jalan yang benar,” klaim Musk kepada Trump saat wawancara tersebut.
Obrolannya dengan Musk Menyajikan Trump kesempatan tanpa sensor untuk mengungkapkan keluhan, tudingan, dan klaim yang dilebih-lebihkan atau bahkan salah.
Musk membiarkan Trump mengendalikan percakapan dan tidak menantang pernyataan Trump yang tidak akurat, seperti pernyataan bahwa negara lain mengirim penjahat dari penjara mereka melintasi perbatasan selatan AS, atau bahwa harga daging babi naik empat atau lima kali lipat.
Mantan Kepala Negara itu Bahkan terdengar di beberapa bagian seolah-olah ia cadel, sesuatu yang terdengar oleh banyak pendengar di X. Tim kampanye Trump tidak menanggapi permintaan komentar tentang ucapannya itu.
Studi menunjukkan imigran ilegal, termasuk mereka yang berada di AS, tidak melakukan kejahatan pada tingkat yang lebih tinggi daripada penduduk Amerika itu sendiri.
Klaim tersebut merupakan upaya terbaru Trump untuk menarik perhatian dari pesaingnya dari Partai Demokrat, Wakil Kepala Negara Kamala Harris.
Harris sejuah ini mendominasi berita utama dengan serangkaian kampanye terbuka sejak ia menggantikan Biden sebagai kandidat partai tiga minggu lalu. Momentumnya dapat memperoleh dorongan lain dari Konvensi Nasional Demokrat minggu depan di Chicago.
“Seluruh kampanye Trump ditujukan untuk orang-orang seperti Elon Musk dan dirinya sendiri, orang-orang kaya yang terobsesi dengan diri sendiri yang Berniat mengkhianati kelas menengah dan yang tidak dapat menjalankan siaran langsung pada 2024,” cetus juru bicara kampanye Harris, Joseph Costello.
Jengkel dengan Harris
Trump menghina Harris beberapa kali, menyebutnya sebagai “kelas tiga,” “tidak kompeten,” dan “orang gila radikal kiri.” Sekalipun demikian kemudian ia memuji penampilannya.
“Ia tampak seperti Aktor atau Aktris tercantik yang pernah ada,” kata Trump tentang foto Harris di sampul majalah Time.
“Itu hanya gambar, dan Kenyataannya, ia tampak sangat mirip dengan ibu negara yang Unggul, Melania,” imbuhnya, merujuk pada istrinya sendiri, Melania Trump.
Trump Bahkan mengungkapkan kemarahannya karena Harris ditukar dengan Biden dalam tiket pilpres dari Partai Demokrat.
“Ia belum diwawancarai sejak seluruh penipuan ini dimulai,” kata Trump, sambil mengklaim Biden dikudeta.
Trump Sudah mengungguli Biden dalam banyak jajak pendapat di negara bagian medan pertempuran yang kemungkinan Berniat sangat penting bagi hasil pemilihan 5 November, tetapi Hari Ini tertinggal dari Harris di beberapa negara bagian yang sama.
Sebagai kritikus lama Mobil Listrik, Trump mengubah haluan sejak mendapat dukungan Musk. Pada wawancara ini, ia menggambarkan Kendaraan Pribadi listrik buatan Tesla “Berkelas.”
Ia Bahkan memuji Kepala Negara Rusia Vladimir Putin, Kepala Negara Tiongkok Xi Jinping, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang semuanya Merupakan orang kuat otoriter, sebagai “yang Unggul dalam karier mereka.”
Trump kembali ke X
Trump Bahkan kembali ke X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dengan serangkaian postingan pada hari ini, untuk pertama kalinya dalam setahun.
Hal ini menghidupkan kembali akun yang Sudah menjadi metode komunikasi utama dalam kampanye sebelumnya dan empat tahun masa jabatannya di Gedung Putih, termasuk memprovokasi para pengikutnya buat menyerang Gedung Capitol AS, 6 Januari 2021.
Akses Trump ke akunnya, @realDonaldTrump, dipulihkan sebulan setelah Musk memiliki X setelah ditangguhkan oleh pemilik platform sebelumnya setelah serangan pada tanggal 6 Januari, dengan alasan kekhawatiran bahwa ia Berniat memicu Kekejaman.
Trump sering memposting di platform Truth Social miliknya, yang diluncurkan pada Februari 2022. Sekalipun demikian, postingannya di sana menjangkau audiens yang jauh lebih kecil daripada di X.
(Reuters/arh)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA