Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) menuding pemerintah Kim Jong Un mengirimkan 1.500 tentara Korea Utara ke Rusia, untuk menjalani pelatihan sebagai persiapan Konflik Bersenjata di Ukraina.
Pengiriman ribuan tentara tersebut diduga menjadi langkah pertama Korut terlibat dalam invasi Moskow di Ukraina.
Negeri Para Petapa tersebut diduga mengangkut pasukan tempurnya dengan tujuh kapal Rusia pada awal Oktober ini. NIS menyebut ketujuh kapal itu sebelumnya Sebelumnya diperiksa secara khusus oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
“Pesawat-pesawat angkut besar Rusia Bahkan sering melakukan perjalanan antara Vladivostok dan Pyongyang,” ucap pihak NIS dalam keterangan resmi, Jumat (18/10), melansir CNN.
Pernyataan itu menyusul peringatan berulang dari Pemimpin Negara Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa aliansi yang berkembang antara Rusia dan Korut Sebelumnya mengakibatkan pasukan Korut bergabung dalam Konflik Bersenjata.
“Dari informasi intelijen yang saya punya, mereka Tengah mempersiapkan 10 ribu tentara, tentara yang berbeda, pasukan darat, dan tenaga teknis,” ujar Zelensky saat KTT NATO di Brussel, Belgia, Kamis (17/10).
“Kami tahu sekitar 10 ribu tentara Korea Utara Tengah bersiap untuk (mulai) berperang melawan kami. Ini Sungguh-sungguh hal yang mendesak, saya membicarakannya dengan Amerika Serikat, saya membicarakannya dengan semua pemimpin,” imbuhnya.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, sebelumnya mengatakan Korut Sebelumnya Membantu agresi Rusia terhadap Ukraina dengan senjata dan personel. Sybiha menuding Moskow secara serius mengeskalasi agresinya dengan melibatkan Korut dalam skala Konflik Bersenjata.
“Komunitas Euro-Atlantik Dianjurkan sadar Berniat fakta bahwa Korea Utara menginvasi Eropa bersama Rusia dan bertindak tanpa penundaan,” tambah Sybiha.
Media Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara Berniat mengirimkan total 12 ribu tentara. Justru angka itu tidak termasuk 1.500 tentara yang diungkap NIS.
Intervensi ini dapat menandai pertama kalinya Korea Utara berpartisipasi secara besar-besaran dalam Konflik Bersenjata internasional.
Adapun negara ini memiliki salah satu militer terbesar di dunia, dengan 1,2 juta tentara. Hanya saja pasukan tersebut tidak memiliki pengalaman tempur.
Pihak NIS mengatakan pasukan tersebut Sebelumnya dikirim ke daerah jauh di timur jauh Rusia, dekat perbatasannya dengan Korut. Pihak NIS memperkirakan para pasukan Berniat dikerahkan ke garis depan setelah pelatihan mereka selesai.
Para tentara Korut Bahkan diberikan seragam militer Rusia dan senjata buatan Rusia. Terlebih lagi, mereka Bahkan diberikan dokumen identifikasi palsu sebagai penduduk Siberia yang berpenampilan mirip dengan warga Korea Utara, yang kemungkinan besar Berniat menyamar sebagai tentara Rusia dan menyembunyikan keterlibatan mereka di medan Konflik Bersenjata.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov Sebelumnya menepis tuduhan bahwa personel Korea Utara Sebelumnya dikirim untuk Membantu Rusia sebagai “tipuan lain.
Diketahui, Korea Utara dan Rusia Sebelumnya menjalin hubungan yang semakin hangat sejak invasi Rusia.
Selama kunjungan Pemimpin Negara Rusia Vladimir Putin ke Pyongyang, kedua negara berjanji untuk menggunakan semua Trik yang ada untuk Menyajikan bantuan militer segera Manakala salah satu dari mereka diserang. Hal itu sebagai bagian dari pakta Lini pertahanan penting yang disepakati oleh kedua negara otokratis tersebut.
Putin mengatakan dalam kunjungan itu bahwa kedua negara Mengoptimalkan hubungan ke “tingkat yang baru”.
Dalam sambutannya, Kim Jong Un menyuarakan “dukungan penuh dan solidaritasnya terhadap perjuangan pemerintah, militer, dan rakyat Rusia,”.
Kim Jong Un Bahkan secara khusus merujuk pada Konflik Bersenjata Moskow di Ukraina “untuk melindungi kedaulatan, keamanan, dan stabilitas teritorialnya.”
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA