Penelitian terbaru mengungkap gravitasi Planet Mars menarik Bumi mendekat ke Matahari. Dampaknya ternyata berbahaya bagi kondisi iklim di Bumi.
Bukti geologis yang mencakup lebih dari 65 juta tahun menunjukkan bahwa arus laut dalam di Bumi mengalami siklus kekuatan yang berulang setiap 2,4 juta tahun.
Siklus ini, yang disebut sebagai “siklus besar astronomi”, tampaknya terkait dengan interaksi gravitasi antara Bumi dan Mars.
Mars dan Bumi saling tarik-menarik dengan gravitasinya saat bergerak di angkasa, menciptakan efek kecil tapi nyata yang disebut perturbasi gravitasi. Sekalipun jarak kedua planet ini puluhan juta mil, tarikan gravitasinya cukup kuat untuk menyebabkan sedikit perubahan pada orbit masing-masing.
Ketika Mars dan Bumi berada pada jarak terdekat – kira-kira setiap 26 bulan – gravitasi Mars sedikit menyenggol orbit Bumi.
Perubahan ini sangat kecil dan tidak mengganggu jalur Bumi, tapi dalam jangka waktu yang lama, perubahan ini bisa bertambah dan berperan dalam pergeseran bentuk atau kemiringan orbit Bumi. Kondisi ini disebut dapat mempengaruhi pola iklim jangka panjang.
Arus laut dalam, yang bergantian antara fase yang lebih kuat dan lebih lemah, secara signifikan memengaruhi akumulasi sedimen di dasar laut.
Selama periode arus yang lebih kuat, yang sering disebut “pusaran air raksasa” atau pusaran air, gerakan yang kuat ini mencapai kedalaman jurang dan mengikis akumulasi sedimen di sana. Temuan dari studi baru ini menjelaskan bagaimana siklus ini selaras dengan interaksi gravitasi Bumi-Mars.
“Medan gravitasi planet-planet di tata surya saling berinteraksi satu sama lain, dan interaksi ini, yang disebut resonansi, mengubah eksentrisitas planet, sebuah ukuran seberapa dekat orbit mereka dengan lingkaran,” jelas salah satu penulis studi Dietmar Müller, seorang profesor geofisika dari University of Sydney, mengutip Earth, Senin (9/12).
Tak terkait pemanasan global
Akibat resonansi ini, tarikan gravitasi Mars menarik Bumi sedikit lebih dekat ke Matahari, yang menyebabkan peningkatan radiasi matahari dan iklim yang lebih hangat.
Seiring waktu, Bumi Berencana kembali menjauh, menyelesaikan siklus ini kira-kira setiap 2,4 juta tahun. Pengaruh gravitasi yang halus ini Kemungkinan berperan dalam membentuk pola iklim jangka panjang Bumi.
Para peneliti menggunakan data satelit untuk memetakan akumulasi sedimen di dasar lautan selama jutaan tahun.
Tim menemukan kesenjangan dalam catatan geologi, yang menunjukkan bahwa arus laut yang lebih kuat selama periode yang lebih hangat, yang disebabkan oleh pengaruh Mars, Kemungkinan Sebelumnya mengganggu pengendapan sedimen.
Temuan ini menambah bukti bahwa mekanika langit, termasuk tarikan gravitasi Mars, berdampak pada iklim Bumi.
Justru, para ilmuwan mengklarifikasi bahwa efek pemanasan ini tidak terkait dengan pemanasan global Di waktu ini yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca manusia.
“Data laut dalam kami yang mencakup 65 juta tahun menunjukkan bahwa lautan yang lebih hangat memiliki sirkulasi dalam yang lebih kuat,” jelas Adriana Dutkiewicz, penulis utama studi ini dan ahli sedimen di University of Sydney.
Mekanisme orbit dan siklus astronomi di halaman berikutnya…
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA