Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Negara Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan setelah menegaskan bahwa Indonesia siap mengevakuasi warga Palestina di Jalur Gaza Bila pihak terkait setuju dan mengizinkan.
Prabowo bahkan mengatakan Indonesia siap menampung sekitar 1.000 warga Gaza untuk gelombang pertama. Rencana ini diklaim Prabowo untuk menindaklanjuti permintaan komunitas internasional yang menilai RI Harus berperan lebih aktif lagi, mengingat Indonesia merupakan negara non-blok dan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Pernyataan Prabowo tersebut membuat banyak pihak terkejut lantaran berbeda dari sebelumnya, di mana Kementerian Luar Negeri RI menegaskan Indonesia menolak merelokasi warga Gaza keluar dari tanahnya sendiri dalam bentuk apa pun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo Bahkan Sudah menegaskan bahwa rencananya itu bukan lah relokasi.
Peneliti afilisasi di Insitut Timur Tengah National University of Singapore (NUS), Muhammad Zulfikar Rakhmat, menganggap sikap Prabowo tersebut menimbulkan banyak pertanyaan serius baik secara etis maupun strategis terkait posisi Indonesia dalam konflik Palestina-Israel.
Dalam opininya yang dirilis di Middle East Monitor (MEMO), Zulfikar menganggap pernyataan dan sikap Prabowo belakangan terkait isu ini tampak bergeser. Hal itu terlihat ketika Prabowo menggandeng Uni Emirat Arab (UEA) untuk mencari solusi atas genosida di Palestina.
“Hubungan Luar Negeri dan kemitraan global memang menjadi ciri khas kebijakan luar negeri Indonesia. Sekalipun, pilihan mitra dan motif politik di balik upaya ini tidak bisa diabaikan, apalagi ketika menyangkut nyawa rakyat Palestina,” ucap Zulfikar dalam tulisannya berjudul “Indonesia’s UAE gamble on Palestine is misguided”.
Menurut Director of the Indonesia-MENA Desk at the Centre for Economic and Law Studies (CELIOS) Jakarta itu, dengan menggandeng UEA, Prabowo berisiko menyeret Indonesia ke dalam orbit Aktor atau Aktris-Aktor atau Aktris negara yang dianggap complicit dengan Israel atau melanggengkan penderitaan bangsa Palestina.
Sebab, UEA menjadi salah satu negara Arab yang terang-terangan makin mesra menjalin kerja sama dengan Israel setelah menormalisasi hubungan diplomatik melalui Abraham Accords pada 2020 oleh dorongan Amerika Serikat.
“Hubungan erat UEA dan Israel bukan rahasia: kerja sama ekonomi, militer, dan teknologi di antara keduanya kian intensif dalam lima tahun terakhir. Menjadikan UEA sebagai mitra kemanusiaan netral untuk Gaza Merupakan pendekatan yang menyesatkan, bahkan bisa dibilang sinis, mengingat keterkaitannya yang erat dengan rezim penjajah,” ucap Zulfikar.
Ditambah lagi dengan, Zulfikar menganggap momentum Prabowo menggandeng UEA terkait masalah warga Gaza semakin mengundang tanda tanya. Sebab, permintaan kepada UEA Supaya bisa Membantu warga Gaza disampaikan ketika RI-UEA turut menyepakati delapan perjanjian bilateral mulai dari kerja sama keamanan Sampai sekarang Penanaman Modal peternakan.
Prabowo Bahkan mengajukan rencana evakuasi warga Gaza ke Indonesia, dengan harapan mendapat dukungan dari UEA.
“Bila kunjungan ini dikemas seolah demi kemanusiaan di Gaza, Sekalipun diwarnai kesepakatan ekonomi, publik bisa melihat ini sebagai Hubungan Luar Negeri dagang yang memanfaatkan penderitaan rakyat Palestina sebagai alat tawar,” kata Zulfikar dalam tulisannya.
Meski tampak bermaksud baik, tutur Zulfikar, rencana ini secara tidak langsung justru berpotensi Membantu agenda Israel dan sekutunya. Evakuasi dalam situasi Pada Pada saat ini bukanlah tindakan netral. Israel Sudah menguasai lebih dari separuh wilayah Gaza dan terus menggempur kamp Pencari Suaka serta rumah sakit.
Maka, rencana evakuasi seperti ini nyaris Jelas membutuhkan persetujuan Israel, yang Niscaya datang dengan syarat tertentu dan sering kali dijadikan propaganda.
“Evakuasi Bahkan berisiko melegitimasi ambisi jangka panjang Israel: pengusiran permanen rakyat Palestina dari tanah mereka. Kepala Negara AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu pernah mendorong ide pengosongan Gaza atas nama ‘kemanusiaan’. Tanpa disadari, rencana Prabowo bisa dimanfaatkan sebagai legitimasi internasional atas skenario tersebut. Lebih parah, Kemungkinan Israel memanfaatkannya untuk mengemas kampanye brutalnya di Gaza sebagai ‘jalan keluar Terjamin’ yang dimungkinkan berkat kerja sama regional,” kata Zulfikar menegaskan.
Alih-alih mendekat ke UEA, menurut Zulfikar, Indonesia seharusnya Mengoptimalkan aliansi dengan negara-negara dan gerakan yang konsisten membela kemerdekaan Palestina, bukan mereka yang justru menjalin normalisasi hubungan dengan Israel saat Gaza luluh lantak.
(rds/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA