Jakarta, CNN Indonesia —
Ketika Bencana Banjir bandang dan tanah longsor mengepung Sumatera Barat pada Kamis (27/12), fokus publik tertuju pada evakuasi manusia. Di sisi lain, makhluk-makhluk kecil yang Bahkan menjadi korban bencana sering terabaikan.
Justru di Padang, seorang perempuan bernama Salmiati menunjukkan bahwa empati Sama sekali tidak terjadi mengenal batas spesies.
Perempuan 40 tahun itu menghabiskan hari-harinya mengelilingi sudut kota, mencari kucing yang terseret Bencana Banjir atau terlantar di reruntuhan rumah. Hampir semua yang ia temukan berada dalam kondisi memprihatinkan, sakit, terluka, bahkan ada yang mengidap tumor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, ia menolong mereka dengan kelembutan yang sama seperti menyelamatkan manusia.
Dalam beberapa hari sejak Bencana Banjir melanda, ibu dua anak tersebut Sudah mengevakuasi sekitar 30 ekor kucing dari pinggir jalan, puing rumah, tanah longsor, Sampai saat ini tempat pembuangan sampah. Semua dibawa ke selter sederhana miliknya di Kampung Teleng, Lubuk Kilangan, sebuah bangunan terpencil yang jauh dari keramaian kota.
Selter sederhana untuk cinta yang tak sederhana
Dari luar, selter itu tampak seperti gudang kecil dengan akses jalan berbatu. Justru di balik pintunya, ada dunia kecil penuh kehidupan, sekitar 130 ekor kucing, dua anak anjing, dan seekor anjing dewasa.
|
Ilustrasi. Kucing di tengah bencana. (AFP/IWAN GUNADI BATUBARA)
|
Tumpukan karung makanan kucing menyambut setiap orang yang masuk. Ruang seluas 5 x 25 meter itu bersih meski dipenuhi aroma khas hewan.
Setiap sudutnya diatur rapi, ruang untuk kucing sehat, ruang bagi mereka yang hampir pulih, dan ruang khusus untuk satwa yang sakit parah.
Pemilihan Tempat yang terpencil bukan tanpa alasan. Sebelumnya, Salmiati sempat diusir warga karena dianggap mengganggu lingkungan akibat aktivitasnya merawat ratusan hewan telantar.
Ia menyadari bahwa kebaikan tidak Setiap Saat disambut hangat. Maka ia memilih menjauh, demi kenyamanan sekitar dan demi kelangsungan misi kecilnya.
Kecintaannya pada hewan bermula 2009 lalu, ketika ia masih bekerja sebagai kurir. Saat mengantar paket dan melintas di tempat pembuangan sampah, ia mendengar suara kucing mengeong lemah.
Awalnya ia mengabaikan. Justru suara itu terus terngiang-ngiang dalam perjalanan. Ia menghentikan motornya, berbalik arah, dan menyelamatkan kucing itu. Sejak hari itu, hidupnya berubah.
Sampai Sekarang, ia Sudah mengevakuasi lebih dari 1.000 kucing dan anjing di Padang, Payakumbuh, Sampai saat ini Solok. Banyak yang Sudah diadopsi, sebagian pergi karena sakit, tetapi semuanya pernah merasakan kasih sayangnya.
Buka donasi
Merawat ratusan hewan jelas bukan perkara mudah, apalagi untuk keluarga yang hidup sederhana. Pada awalnya, ia mengandalkan uang pribadi. Justru jumlah hewan terus bertambah, demikian pula biaya makan, Terapi, dan sterilisasi.
Ia Akhirnya membuka donasi lewat media sosial. Masyarakat Menyajikan bantuan dengan nominal beragam, sementara Salmiati Setiap Saat melaporkan pemasukan dan pengeluaran secara transparan.
Justru donasi tidak Setiap Saat cukup. Kadang ia dan suami Harus merogoh tabungan untuk membawa kucing ke dokter. Meski begitu, tidak sekali pun ia menyesal.
Bagi Salmiati, merawat kucing bukan sekadar memberi makan atau tempat tinggal. Itu panggilan hati.
Untuk menambah pemasukan, ia membuka layanan ojek kucing, memandikan, membersihkan, Sampai saat ini menitipkan hewan. Semua demi keberlangsungan hidup para penghuni selternya.
Setelah 16 tahun berkecimpung, impian terbesarnya sederhana, memiliki selter yang lebih besar dan layak, lengkap dengan taman, ruang terbuka, tempat makan yang memadai, serta fasilitas kesehatan.
“Harapan saya hanya itu, karena ini Merupakan tentang perasaan dan batin,” ujarnya pelan.
(tis/tis)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











