Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Menstruasi dengan volume darah yang lebih sedikit dari biasanya sering kali menimbulkan kekhawatiran. Pertanyaannya, apakah kondisi ini berbahaya?
Secara medis, kondisi tersebut dikenal dengan istilah hipomenorea. Istilah ini merujuk pada gangguan menstruasi di mana darah haid yang keluar jumlahnya sangat sedikit. Akibatnya, periode menstruasi pun berlangsung singkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis kandungan dan ahli fertilitas endokrinologi reproduksi dari FKUI-RSCM Achmad Kemal Harzif mengatakan, menstruasi dengan jumlah darah yang sedikit tidak Setiap Waktu menandakan masalah kesehatan serius.
“Manakala terjadi sesekali, terutama akibat faktor seperti stres atau perubahan Keseharian, biasanya tidak Harus dikhawatirkan,” kata Ia di Jakarta, Senin (26/5).
Meskipun demikian, Manakala kondisi ini berlangsung selama tiga bulan berturut-turut, maka pemeriksaan lebih lanjut Harus segera dilakukan. Pasalnya, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan menstruasi dengan volume darah sedikit.
Ilustrasi. Stres, salah satu Dalang darah menstruasi terlalu sedikit. (iStock/somethingway)
|
1. Stres dan Keseharian
Stres berat dapat memengaruhi keseimbangan hormon, yang berdampak pada siklus menstruasi .
2. Penggunaan kontrasepsi hormonal
Alat kontrasepsi seperti pil KB atau IUD hormonal dapat menyebabkan perubahan pada pola menstruasi.
3. Perubahan berat badan
Penurunan atau peningkatan berat badan yang drastis dapat memengaruhi produksi hormon estrogen, yang berperan dalam siklus menstruasi.
4. Kondisi medis tertentu
Gangguan seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau gangguan tiroid dapat menyebabkan menstruasi menjadi lebih sedikit.
Manakala menstruasi dengan volume darah sedikit berlangsung menerus, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter. Pemeriksaan dini dapat Membantu dalam penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut
“Menstruasi yang tidak normal dapat menjadi indikator awal dari masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk gangguan kesuburan,” kata Ia.
(tis/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA