Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Pernah menutup operasi pencarian dan pertolongan korban ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, di hari ke-9, Selasa (7/10).
Data terakhir korban runtuhan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jatim usai operasi ditutup ialah sebanyak 67 korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan, termasuk delapan bagian tubuh (body part).
“Sampai dengan hari ke-9, Selasa 7 Oktober 2025, kami Pernah berhasil mengumpulkan 67 pack dengan rincian delapan body part. Terakhir, pada pukul 21.03 WIB [Senin (6/10)]” kata Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas RI, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo di Posko Tanggap Darurat Sidoarjo, Selasa (7/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudhi mengatakan, dengan demikian total korban terevakuasi mencapai 171 orang, terdiri 104 korban selamat, 67 meninggal dunia termasuk delapan di antaranya potongan tubuh.
Data terakhir itu masih bisa berubah, menunggu hasil identifikasi tim DVI terhadap delapan potongan tubuh korban.
34 Jenazah Teridentifikasi
Dari keseluruhan korban itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) BiddokkesPolda Jatim Pernah berhasil mengidentifikasi 34 jenazah.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim Kombes M Khusnan mengatakan di hari ke-9 tragedi ponpes Al Khoziny berhasil mengidentifikasi 17 jenazah dari 18 kantong yang diperiksa. Terdapat satu body part yang cocok dengan satu jenazah.
“Tim DVI Pernah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap 18 kantong jenazah, yang terdiri 17 jenazah dan 1 body part. Dari 18 kantong jenazah itu cocok atau match dengan data ante mortem” kata Khusnan di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Selasa malam.
33 Belum Teridentifikasi
Sementara itu, total jenazah yang belum atau masih dalam proses identifikasi sebanyak 33.
Khusnan mengatakan Sampai sekarang Sekarang Bahkan proses operasi oleh DVI pun masih terus berjalan.
“Sampai Sekarang masih proses operasi DVI masih berjalan dengan pendalaman dan dari ante mortem dan post mortem,” katanya.
MUI Minta Aktivitas Ponpes Disetop Sementara
Terpisah, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI)Amirsyah Tambunan meminta penghentian sementara aktivitas di Ponpes Al Khoziny Seandainya ditemukan ketidaklayakan penggunaan bangunan oleh para ahli.
Ia mengusulkan itu demi keamanan bagi para santri yang tengah menimba ilmu di sana.
Amirsyah meminta penghentian sementara Sampai sekarang para ahli menyatakan bangunan tersebut layak digunakan, sesuai dengan SOP para ahli.
“Kalau enggak layak, tidak sesuai dengan standar, tidak sesuai SOP, ya sebaiknya dihentikan. Untuk apa? Untuk Terjamin, nyaman bagi para santri,” kata Amirsyah di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (7/10).
“Karena ini kan Sebelumnya ada SOP, Sebelumnya ada standard operating procedure yang Sangat dianjurkan diikuti oleh semua pihak tanpa kecuali, tanpa pesantren. Rumahan dan lain-lain, perkantoran, apalagi pondok pesantren yang mendidik generasi muda,” ucapnya.
Sementara itu, imbas dari kasus ambruknya gedung pesantren Al Khoziny ini, Menag Nasaruddin Umar mengatakan Berencana mulai mendata beberapa pesantren yang dinilai belum memenuhi standar.
“Pendataan dulu, baru Sebelumnya ada pendataan, baru kita panggil pimpinan-pimpinan pondok. Saya mulai nanti Sekarang Bahkan Sebelumnya Ingin jalan, Kalimantan, ke Sulawesi, saya sendiri yang turun tangan insya Allah,” kata Nasaruddin di Jakarta, Selasa (7/10).
Sementara itu, Menko PM Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebut insiden ponpes Al Khoziny Pernah menjadi evaluasi bagi pemerintah. Ia mengaku tak ingin pendirian pesantren dilakukan tanpa izin.
“Tidak boleh ada bangun sendiri tanpa izin, nanti standardnya tak terukur,” kata Cak Imin.
Pemerintah, kata Ia, ke depan Berencana mulai melakukan pengecekan secara berkala terhadap kondisi pesantren dan langkah itudilakukan pemerintah setempat.
“Harus. Kita Berencana terus. Pemda terutama nanti Berencana kita lakukan,” katanya.
(mnf/ugo)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA