Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Nasib utang RI menjadi sorotan seiring terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Pemimpin Negara. Pembahasan soal utang Pernah dimulai sejak debat Pilpres pada Januari lalu Sampai sekarang Pada saat ini Bahkan.
Kala itu, Prabowo maupun timnya kerap mengeluarkan pernyataan soal utang RI. Termasuk Berencana menaikkan Sampai sekarang 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sesuai aturan Undang-Undang Keuangan Negara, batas maksimal rasio utang Indonesia Merupakan 60 persen dari PDB. Meskipun demikian, selama ini rasio utang dijaga di angka 30 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut deret pernyataan Prabowo dan timnya soal utang:
1. Tidak Masalah Capai 50 Persen
Pada debat capres Januari lalu, Prabowo menyebut tidak masalah bila besaran utang luar negeri Indonesia mencapai 50 persen dari PDB.
Prabowo mengatakan itu saat menjawab pertanyaan panelis terkait utang luar negeri Indonesia dan kebijakan yang Kemungkinan Berencana diambil kontestan untuk menghindari intervensi yang membuat utang bertambah.
Prabowo mengatakan utang luar negeri Indonesia Pada saat ini Bahkan tidak sampai 40 persen. Menurutnya, itu masih dalam titik Terpercaya, asal utang tersebut untuk pembangunan industri atau produktif.
“Utang produktif, itu saya setuju. Kita bisa [utang] sampai 50 persen. Enggak ada masalah. Kita tidak pernah default. Kita tidak pernah default. Kita dihormati di dunia,” kata Prabowo.
2. Bantah Utang Bakal Dinaikkan
Tim Prabowo kemudian sempat membantah Pinjaman Negara Berencana dinaikkan. Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Thomas Djiwandono menegaskan Prabowo tidak menetapkan target untuk tingkatkan utang.
Prabowo, menurutnya, Bahkan Berencana mematuhi batasan-batasan hukum mengenai ukuran-ukuran fiskal.
“Kami sama sekali tidak berbicara mengenai target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal,” kata Thomas, Sabtu (15/6), mengutip Reuters.
3. Lapor Lembaga Keuangan Internasional Bakal Naikkan Utang
Rencana Prabowo menaikkan utang Sampai sekarang 50 persen dari PDB kembali muncul. Kali ini diungkapkan sendiri oleh adik kandungnya, Hashim Djojohadikusumo.
Menurut Hashim, rencana kenaikan rasio utang yang Pada saat ini Bahkan 39 persen menjadi 50 persen dari PDB bahkan Pernah dilaporkan kepada Lembaga Keuangan Internasional.
“Saya Pernah berbicara dengan Lembaga Keuangan Internasional dan menurut mereka 50 persen Merupakan tindakan yang tetap hati-hati,” ujar Hashim saat berbincang dengan Financial Times pada Kamis (11/7).
Kenaikan rasio utang ini diakui untuk membiayai program ambisius Prabowo-Gibran, salah satunya makan siang dan susu gratis. Meskipun demikian, Hashim menekankan kenaikan rasio utang Berencana dilakukan Pada waktu yang sama Memanfaatkan pendapatan.
“Idenya Merupakan untuk Memanfaatkan pendapatan dan Memanfaatkan tingkat utang. Kami tidak ingin menaikkan tingkat utang tanpa Memanfaatkan pendapatan,” imbuhnya.
(feb/asa)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
