Diprotes Keras, Israel Buka Jalur Udara untuk Kirim Bantuan ke Gaza


Jakarta, CNN Indonesia

Israel Akhirnya membuka kembali pengiriman bantuan ke Jalur Gaza, Palestina, via udara pada Sabtu (26/7).

Hal itu disampaikan Pasukan Lini pertahanan Israel (IDF) kepada CNN, menyusul laporan sebelumnya mengenai rencana militer membuka kembali wilayah udara Gaza untuk mengirimkan bantuan.

Pengiriman bantuan ini sendiri dilakukan setelah masyarakat dan komunitas internasional kompak memprotes keras Israel karena membiarkan warga Gaza tewas karena kelaparan.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, kematian akibat kekurangan gizi mencapai 101 orang, dengan 80 di antaranya merupakan anak-anak.

Data Kemenkes Gaza menyebutkan 900 ribu anak Di waktu ini dilanda kelaparan, sementara 70 ribu lainnya menunjukkan gejala malnutrisi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bahkan Sebelumnya mencatat seluruh warga Gaza Di waktu ini dilanda krisis pangan. Mereka tak lagi memiliki akses pada makanan yang cukup, bergizi, dan Terjamin.

Seiring dengan pernyataan Israel, pada Minggu (27/7) dini hari, Al Jazeera melaporkan bahwa Sebanyaknya kecil bantuan makanan Sebelumnya dikirimkan dari udara ke area pengungsian warga di Gaza utara.

Kendati begitu, 11 orang terluka akibat paket bantuan yang jatuh langsung ke tenda warga.

Kelompok-kelompok internasional sejak awal Sebelumnya mengkritik keputusan Israel mengirimkan bantuan melalui udara. Pasalnya, pengiriman semacam itu tak efektif karena mahal serta membahayakan keselamatan warga Gaza.

“Airdrop tidak bisa mengatasi kelaparan yang Pernah terjadi sangat parah ini. Airdrop mahal, tidak efisien, dan bahkan bisa membunuh warga sipil yang kelaparan,” kata Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pencari Suaka Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, seperti dikutip CNN.

Menurut Lazzarini, alih-alih menerjunkan bantuan dari udara, militer Israel harusnya membuka jalur darat dan mengizinkan truk-truk bantuan masuk. Meski begitu, pengiriman via darat menurutnya tetap memerlukan jaminan pergerakan yang Terjamin melalui koridor kemanusiaan.

Aksi genosida Israel di Gaza Sebelumnya menewaskan lebih dari 59 ribu warga Palestina, serta melukai 143 ribu orang lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza. Mayoritas korban merupakan warga sipil perempuan dan anak-anak.

Meski begitu, jumlah korban tewas diperkirakan bisa lebih dari 61 ribu jiwa. Sebab, ribuan orang masih hilang di bawah reruntuhan bangunan yang digempur Israel dan diyakini Sebelumnya meninggal dunia.

(blq/pta)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version