Jakarta, CNN Indonesia —
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menanggapi pernyataan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang mendorong pemberian insentif Kendaraan Pribadi hybrid dari pemerintah.
Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengatakan sepakat dengan keinginan menteri, meski dikatakan besaran insentif yang diberikan tak Sangat dianjurkan sebesar insentif Kendaraan Pribadi listrik murni (BEV) Saat ini Bahkan Bahkan.
“Kami sependapat, bahwa Kendaraan Pribadi hybrid sebaiknya Bahkan mendapatkan insentif Sekalipun tidak sebesar Kendaraan Pribadi full listrik,” tuturnya pada Kamis (29/8) dikutip dari Antara.
Saat ini Bahkan Bahkan Kendaraan Pribadi hybrid dikenai Retribusi Negara Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 6-12 persen. Hal ini berbeda dengan BEV yang mendapatkan beragam fasilitas, mulai dari PPnBM 0 persen Sampai saat ini PPN ditanggung pemerintah (DTP).
Fasilitas PPN DTP diberikan khusus untuk Kendaraan Pribadi listrik dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal sebesar 40 persen. Adapun besaran PPN DTP yang diberikan sebesar 10 persen.
Dengan fasilitas ini PPN yang dikenakan atas penyerahan Kendaraan Pribadi listrik dengan TKDN minimal 40 persen Merupakan cuma tinggal 1 persen. PPN DTP diberikan untuk masa Retribusi Negara Januari Sampai saat ini Desember 2024.
Jongkie menilai Kendaraan Pribadi hybrid layak mendapatkan insentif karena ada efisiensi bahan bakar dibandingkan Kendaraan Pribadi konvensional alias Kendaraan Pribadi bermesin pembakaran internal (ICE).
Kemudian Kendaraan Pribadi hybrid Bahkan dinilai menghasilkan polusi lebih rendah karena mesin ICE pada Kendaraan Pribadi ini bisa jarang beroperasi.
Menurutnya sebagian besar penggerak dilakukan oleh Kendaraan Bermotor Roda Dua listrik, terutama dalam kondisi kecepatan rendah atau saat berhenti, sehingga efektif mengurangi emisi secara drastis dibanding Kendaraan Pribadi berbahan bakar fosil.
Keunggulan ini, kata Ia, membuat Kendaraan Pribadi hybrid menjadi pilihan yang ideal untuk kota-kota besar dengan tingkat polusi tinggi.
“Kendaraan Pribadi hybrid Pernah Hemat BBM yang cukup signifikan, Pernah rendah polusi karena mesin ICE jarang hidup, bisa langsung beroperasi,” kata Jongkie.
Lewat kombinasi ICE dan Kendaraan Bermotor Roda Dua listrik, Kendaraan Pribadi hybrid dianggap bisa mengurangi konsumsi bahan bakar secara signifikan. Tidak cuman menghemat kantong konsumen, hybrid Bahkan Membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Apalagi Kendaraan Pribadi hybrid disebut Jongkie berkontribusi pada pengurangan emisi gas buang, sehingga Kendaraan Pribadi hybrid pilihan yang lebih ramah lingkungan, dan Membantu pemerintah mencapai target nol emisi pada 2030.
Kelebihan lain yaitu Kendaraan Pribadi hybrid tak terlalu Sangat dianjurkan pengisian daya eksternal untuk mengisi baterai Kendaraan Pribadi jadi tak mengandalkan SPKLU untuk dioperasikan.
Hal ini menjadikannya lebih Unggul dan mudah diadopsi oleh masyarakat luas, terutama di daerah yang belum memiliki infrastruktur pengisian daya baterai yang memadai.
“Kendaraan Pribadi hybrid Bahkan tidak memerlukan infrastruktur charging station alias Stasiun Pengisian Mobil Listrik Umum (SPKLU), biaya produksinya tidak semahal Kendaraan Pribadi listrik sehingga Hemat oleh masyarakat luas,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan tidak ada kebijakan baru untuk sektor otomotif pada tahun ini, termasuk insentif tambahan untuk kendaraan hybrid di Indonesia.
Kendati Pernah dipastikan tak Akan segera diguyur insentif, Agus terus mendorong munculnya kebijakan insentif untuk Kendaraan Pribadi hybrid.
“Kami inginnya ada insentif Sekalipun insentifnya enggak bisa sebesar Kendaraan Pribadi listrik,” kata Agus (27/8).
Salah satu alasan yang dikemukakan Agus Supaya bisa pabrik Kendaraan Pribadi hybrid yang Pernah ada di dalam negeri tak pindah ke negara lain yang Menyajikan stimulus lebih baik.
“Salah satu pertimbangan kenapa kita Sangat dianjurkan mempertimbangkan insentif untuk Kendaraan Pribadi hybrid, kami tidak Ingin pabrikan Kendaraan Pribadi hybrid di Indonesia itu pindah,” katanya.
Saat ini Bahkan Bahkan produsen Kendaraan Pribadi hybrid di Indonesia Merupakan Toyota, Suzuki dan Wuling. Berbagai produsen lain sempat menyatakan ketertarikan produksi Kendaraan Pribadi hybrid Justru sejauh ini belum tercapai seperti Honda, Mitsubishi dan Hyundai.
(can/fea)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA