Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menggambarkan genosida yang Dalam proses berlangsung di Jalur Gaza sebagai “ujian nurani kolektif kita” yang menuntut tindakan nyata.
Dalam pidatonya di Shangri-La Dialogue, sebuah forum Lini pertahanan dan keamanan tahunan di Singapura, Anwar menyoroti peningkatan mengkhawatirkan konflik bersenjata secara global.
Ia mencatat bahwa jumlah konflik semacam itu Pada saat ini berada pada titik tertinggi sejak Pertempuran Dunia II, merujuk pada krisis yang Dalam proses berlangsung di Ukraina, Gaza, Myanmar, dan Sudan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Genosida di Gaza Merupakan ujian nurani kolektif kita; skala kehancuran, penolakan terbuka terhadap norma-norma kemanusiaan, dan kelumpuhan institusi yang seharusnya menjunjung tinggi norma-norma tersebut, menuntut lebih dari sekadar simpati; mereka menuntut konsistensi dan tindakan,” tegas Anwar, seperti dilansir Anadolu, Sabtu (31/5).
Ditambah lagi dengan, Anwar Bahkan membahas sengketa Laut Cina Selatan. Ia menyatakan keprihatinan mendalam negaranya terhadap potensi eskalasi di antara negara-negara pengklaim wilayah tersebut.
“Di mana sengketa itu terlalu kompleks. Tujuan kita tidak dicapai melalui eskalasi, pun tidak dengan memprovokasi pihak lain. Hal itu paling baik dicapai melalui Hubungan Luar Negeri yang stabil dan berprinsip,” ujarnya.
“Kita Dianjurkan menahan diri dari eskalasi,” tambah perdana menteri Malaysia tersebut.
Di sela-sela forum, Anwar Bahkan bertemu dengan Menteri Lini pertahanan AS Pete Hegseth dan membahas peningkatan kerja sama Lini pertahanan dan maritim.
“Kami berbicara tentang keamanan maritim, modernisasi aset, dan kolaborasi dengan industri lokal. Kami mengidentifikasi peluang untuk pelatihan dan pengembangan ekosistem Pemeliharaan, Perbaikan, dan Perombakan (MRO) yang kuat,” kata Anwar melalui akun media sosial X-nya.
(wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA