Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak melemah pada perdagangan Rabu (11/6), lantaran pasar menanti kepastian hasil pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Ditambah lagi, permintaan minyak yang lemah dari China dan peningkatan produksi OPEC+ turut menekan harga.
Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun 24 sen atau 0,36 persen menjadi US$66,63 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 21 sen atau 0,32 persen ke US$64,77 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat AS dan China Diberitakan menyepakati kerangka kerja untuk menyelesaikan dan menemukan titik tengah dari Konflik Bersenjata tarif yang sebelumnya terjadi.
Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick usai dua hari Perundingan intensif di London. Kepala Negara Donald Trump dijadwalkan menerima laporan hasil perundingan sebelum memberi persetujuan akhir.
“Kesepakatan ini bisa mengurangi risiko penurunan ekonomi, khususnya di China, serta menstabilkan perekonomian AS, yang keduanya Membantu permintaan dan harga minyak,” ujar Analis Pasar IG Tony Sycamore.
Meski demikian, data Produk Impor minyak mentah China dan rencana kenaikan produksi OPEC+ turut memberi tekanan pada harga. OPEC+ berencana menambah produksi sebanyak 411 ribu barel per hari untuk Juli, sebagai bagian dari pelonggaran pemangkasan produksi yang Pernah berlangsung empat bulan berturut-turut.
Data bea cukai China awal pekan ini menunjukkan Produk Impor minyak mentah pada Mei sebesar 46,60 juta ton, turun 3 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara Produk Impor produk olahan minyak turun 12,9 persen.
Pasar Pada saat ini menantikan laporan mingguan stok minyak AS dari Energy Information Administration (EIA), yang Akan segera dirilis Rabu waktu setempat. Berbeda dengan, data American Petroleum Institute (API) yang dirilis sehari sebelumnya menunjukkan penurunan 370 ribu barel.
(ldy/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA