Jakarta, CNN Indonesia —
Israel membekukan pendanaan untuk Ophir, ajang penghargaan Sinema di Israel yang setara dengan Piala Oscar, karena menilai acara tersebut Sekarang Pernah terjadi pro-Palestina.
Pembekuan anggaran itu dikonfirmasi Menteri Kebudayaan Israel Miki Zohar setelah Ophir menganugerahkan penghargaan untuk Hayam atau The Sea, Sinema yang diyakini membela Palestina di tengah seteru berkepanjangan dengan Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sinema pro-Palestina Hayam, yang mendiskreditkan tentara heroik saat mereka berjuang untuk melindungi kami, memenangkan penghargaan Sinema Unggul pada upacara Ophir 2025 memalukan,” kata Zohar seperti diberitakan AFP, Kamis (18/9).
“Saya memutuskan menghentikan pendanaan upacara tersebut dengan uang warga negara Israel,” tuturnya dengan menyatakan pendanaan tersebut Nanti akan dihentikan mulai tahun depan.
“Sinema pemenang penghargaan ini menggambarkan para prajurit heroik dengan fitnah dan keliru saat mereka berjuang dan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi kita tidak lagi mengejutkan siapa pun,” Zohar menegaskan.
Sinema Hayam dalam ajang Ophir memenangkan penghargaan Best Sinema. Memenangkan Sinema Unggul secara otomatis membuat Hayam menjadi perwakilan Israel diajukan ke Piala Oscar untuk Best International Feature Sinema.
Selain Sinema Unggul, Hayam yang disutradarai Shai Carmeli-Pollak ini Bahkan memenangkan penghargaan Aktor atau Aktris Unggul, yang diberikan kepada Mohammad Ghazaoui, pemeran utama, menjadikannya pemenang termuda sepanjang masa.
Hayam menceritakan seorang bocah Palestina berusia 12 tahun dari Tepi Barat yang diduduki ingin pergi ke Tel Aviv untuk melihat laut untuk pertama kalinya.
Akademi Sinema dan Televisi Israel selaku penyelenggara penghargaan Ophir menanggapi hal tersebut dengan menegaskan bahwa, “komitmennya terhadap keunggulan sinematik, kebebasan artistik, dan kebebasan berekspresi.”
Pada Maret 2025, Zohar Bahkan menggambarkan penganugerahan Oscar untuk Sinema dokumenter Israel-Palestina No Other Land sebagai “momen menyedihkan bagi dunia perfilman.”
Sinema dokumenter tersebut mengisahkan pemindahan paksa warga Palestina oleh pasukan dan pemukim Israel di Masafer Yatta, wilayah yang ditetapkan Israel sebagai zona militer terbatas pada 1980-an.
No Other Land disutradarai bersama oleh Basel Adra dari Palestina dan Yuval Abraham dari Israel. Basel Adra sempat ditangkap Israel pada Maret 2025, tak lama setelah memenangkan Piala Oscar.
(afp/chri)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA