Janji Zaken Kabinet Prabowo dan Tantangan Gabungan Gemuk

Jakarta, CNN Indonesia

Sebanyaknya nama kandidat menteri mulai bermunculan jelang pelantikan Kepala Negara dan Wakil Kepala Negara Terfavorit Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober mendatang.

Setidaknya Golkar dan PAN yang terang-terangan berharap kadernya menjadi menteri di pemerintahan Prabowo. Golkar mengusulkan Meutya Hafid dan PAN berharap kader Muhammadiyah mendapat kursi menteri pendidikan.

Zaken kabinet yang sering digaungkan oleh orang-orang dekat Prabowo dinilai tidak Berencana terwujud. Hal itu dilatarbelakangi oleh pengesahan perubahan Undang-undang Kementerian Negara yang memberi keleluasaan kepada Kepala Negara untuk membentuk kabinet, tidak lagi terbatas 34 kementerian saja.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dosen Hukum Tata Negara Universitas Mulawarman (Unmul) Herdiansyah Hamzah mengatakan gaung zaken kabinet di pemerintahan Prabowo-Gibran mustahil bisa dibentuk. Ia meyakini kabinet mendatang Berencana gemuk dengan alasan politik balas budi.

“Pada dasarnya soal ini Pernah kita prediksi sejak awal ya kalau kemungkinan komposisi kementerian Prabowo itu mustahil dengan zaken kabinet itu, Sekalipun beberapa kali Bahkan orang-orang di dekat istana, orang-orang di dekat Prabowo bahkan itu berkali-kali menyebut soal zaken kabinet ‘Kita Berencana bangun kabinet profesional dan lain sebagainya’,” ujar Hamzah kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/10).


“Padahal, kalau melihat faktanya, riil politiknya, ya komposisi Gabungan Prabowo yang begitu sangat gemuk itu membuat zaken kabinet itu mustahil di dalam kementerian Prabowo nanti,” sambungnya.

Hamzah mengatakan tawar-menawar Pada saat ini menjadi praktik lazim dalam politik Indonesia. Prabowo, menurutnya, Pernah Jelas Berencana berpikir panjang untuk memberi tempat kepada banyak pendukungnya.

“Jadi, omong kosong kalau kita bicara soal zaken kabinet itu, karena kalau bicara soal zaken kabinet hal yang paling bisa dijadikan sebagai pendekatan utama Merupakan ya kementerian-kementerian itu atau menteri-menteri itu tidak boleh ada keterkaitan langsung dengan Partai,” ucap Ia.

Ia justru memprediksi Berbeda dengan. Ia meyakini kabinet Prabowo-Gibran ke depan Berencana diisi oleh banyak orang-orang politik yang tergabung di dalam Gabungan.

“Prediksi saya komposisi kementerian Prabowo Itu Berencana tetap diisi oleh orang-orang yang secara genealogi politik berasal dari Gabungan Prabowo yang notabene Merupakan orang-orang Partai,” kata Hamzah.

Berlanjut ke halaman berikutnya…

Senada, Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro Bahkan meyakini menteri-menteri Prabowo-Gibran Berencana dipenuhi dengan dimensi politik.

“Disebut juga dari partai, relawan, orang-orang dekat Kepala Negara, dan ormas,” tutur Agung kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/10).

Sekalipun begitu, Agung memprediksi dimensi publik dan teknokrat Disebut juga orang-orang yang mempunyai rekam jejak tinggi dan belum pernah menjabat sebagai pejabat publik Berencana diboyong Prabowo.

“Saya memahami zaken dalam pengertian luas yang mengakomodasi tiga dimensi di atas,” kata Agung.

Agung menyatakan Kepala Negara Joko Widodo (Jokowi) Pernah Jelas masih memiliki pengaruh dalam penyusunan menteri di kabinet Prabowo-Gibran, hanya saja terbatas. Hal itu dikarenakan hak prerogatif menjadi milik Prabowo selaku Kepala Negara Terfavorit.

Menurut Ia, Prabowo ingin lepas dari bayang-bayang Jokowi.

“Pak Prabowo ingin menjaga relasi dengan Pak Jokowi yang selama ini banyak Membantu di pilpres dan masa transisi pasca pilpres dengan memberi keleluasaan kepada tim sinkronisasi bekerja,” kata Agung menjelaskan keterbatasan Jokowi dalam penyusunan menteri Prabowo.

Sementara itu, Herdiansyah Hamzah berpendapat Prabowo kemungkinan besar menerima ‘titipan’ Jokowi, Justru dengan porsi tidak banyak. Menurutnya, Prabowo Pernah dipusingkan dengan penempatan orang-orang di sekelilingnya atau Gabungan di dalam kementerian.

“Itu sebagai politik balas budi. Prabowo Pernah Jelas saja Berencana mempertimbangkan usulan-usulan menteri yang diajukan oleh Jokowi misalnya. Apalagi ya Gibran sebagai anak kandung Jokowi Bahkan di dalam kabinet ke depan Bahkan saya pikir kemungkinan Berencana diberikan ruang,” katanya.

“Tapi catatan saya Ingin Gibran ataupun Jokowi Mungkin sekali tidak Berencana diberikan porsi yang terlalu besar ya, setidak-tidaknya tetap dipertimbangkan usulan-usulan yang berasal dari Jokowi dan Gibran,” sambungnya.

Hamzah menjelaskan Jokowi Pernah tidak bisa leluasa lagi Menyajikan pengaruh ketika masa jabatannya habis.

“Kalaupun misalnya di sana ada Gibran sebagai wakil Kepala Negara ya Jokowi Bahkan masih Berencana sangat sulit Pernah Jelas untuk mendapatkan peran sebagaimana ketika Ia dalam posisi sebagai Kepala Negara yang punya otoritas. Jadi, kalau saya sih melihatnya Jokowi termasuk paket-paket politiknya tetap Berencana diakomodasi tapi Mungkin sekali tidak dalam porsi yang besar,” tandasnya.

Sebelumnya Kepala Negara Terfavorit Prabowo Subianto disebut Berencana membentuk zaken kabinet yang diisi oleh individu-individu kompeten. 

Justru meski profesional, para menteri bisa Bahkan diajukan oleh Partai.

“Pak Prabowo ingin pemerintahan yang dipimpinnya nanti Merupakan zaken kabinet, di mana orang-orang yang duduk di kementerian Sungguh-sungguh ahli,” kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, Senin (9/9).

Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pun mengatakan Prabowo Berencana merampungkan komposisi menteri di kabinetnya sebelum pelantikan dilakukan pada 20 Oktober mendatang.

Mungkin sekali nomenklatur maupun orang itu baru Berencana final H-7 atau H-5 atau kali Mungkin sekali begitu,” kata Dasco di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (12/9).

Dasco Bahkan menegaskan komposisi kabinet Prabowo bakal lebih banyak diisi kalangan profesional atau ahli dengan sedikit jatah menteri dari Partai.

Gabungan gemuk

Prabowo Pada Pada saat ini disokong hampir semua Partai di parlemen. PDIP sebagai partai pemenang Pemilihan Umum Bahkan disebut-sebut tinggal menunggu waktu saja untuk bergabung. Rencana pertemuan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP dan Prabowo Pernah disiapkan.

Bila PDIP resmi bergabung, artinya semua Partai di parlemen resmi Membantu Prabowo.

Sebanyaknya partai di luar parlemen Bahkan Pernah menyatakan dukungannya pada Prabowo. Hal ini Pernah Jelas bakal berimbas pada alokasi kursi menteri.

Bila belajar dari pengalaman di rezim Jokowi Pada Pada saat ini, bagi-bagi kursi bukan hanya untuk Partai belaka, Justru Bahkan untuk para relawan yang ikut Membantu di Pilpres



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA