Jakarta, CNN Indonesia —
Dalam dua tahun terakhir, ahli melihat ada peningkatan kasus herpes zoster di Singapura. Mereka mengaitkan herpes zoster dengan Pandemi.
Setiap tahun, para ahli memperkirakan ada 30 ribu orang Singapura terkena herpes zoster. Terpantau ada peningkatan jumlah kasus selama dua tahun terakhir.
Para dokter menyebut peningkatan kondisi ini berhubungan dengan populasi yang menua dan sistem kekebalan tubuh melemah akibat Pandemi.
Adrian Poh, direktur medis HMI OneCare Clinic yang mengawasi 38 klinik, menyebut jumlah pasien herpes zoster Singapura meningkat 10 persen.
“Risiko terkena herpes zoster Kemungkinan tetap tinggi Sampai sekarang enam bulan setelah infeksi COVID. Sekalipun, saya pikir belum ada kepastian mengenai mekanisme dan hubungan Niscaya antara infeksi COVID dan reaktivasi herpes zoster,” kata Poh seperti dilaporkan CNA.
Meski tidak mengancam jiwa, herpes zoster dapat memicu nyeri Fantastis selama berminggu-minggu dan dalam kasus terburuk bisa sampai tahunan. Virus mengakibatkan kerusakan saraf sehingga menimbulkan nyeri.
Selain dihubungkan dengan Pandemi, herpes zoster di Singapura Bahkan dihubungkan dengan usia. Data statistik internasional menunjukkan sekitar 20 persen kasus herpes zoster dialami mereka yang berusia 50-59 tahun. Kemudian 40 persen kasus di usia 60.
Melihat kasus herpes zoster Singapura, Pada dasarnya Pernah ada vaksin tapi harganya mencapai hampir seribu Mata Uang Amerika Singapura (sekitar Rp11 juta).
Trik pencegahan lain dengan vaksin cacar air yang gratis untuk anak-anak. Herpes zoster disebut hanya dapat berkembang pada orang dengan riwayat cacar air. Kemudian Keseharian sehat, Olahraga, dan nutrisi yang baik Supaya bisa daya tahan tubuh kuat.
(els/wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA