Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah studi menyebut krisis iklim menyebabkan serangga mengalami ‘resesi’ seks. Simak penjelasannya.
Peneliti mengatakan ambush bug atau serangga penyergap dengan tubuh berwarna lebih gelap mempunyai peluang mendapatkan pasangan seksual lebih baik daripada serangga yang lebih cerah saat cuaca dingin.
Serangga jantan yang berwarna lebih gelap lebih mudah menghangatkan diri di pagi hari, dan oleh karena mereka Sebelumnya bisa beraktivitas ketika serangga lainnya masih berupaya menghangatkan diri.
Menurut studi baru yang terbit di jurnal Ecology and Evolution, hal tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak contoh bagaimana temperatur memengaruhi warna pada serangga, dan kemudian bisa memengaruhi kemampuan mereka untuk kawin.
Meskipun demikian, para ilmuwan masih mencoba untuk mencari tahu apa yang Akan segera terjadi pada kehidupan seksual serangga ketika kerusakan iklim yang diakibatkan oleh manusia Mengoptimalkan temperatur Sampai saat ini ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ahli ekologi perilaku di Macquarie University di Sydney, Australia, Mariella Herberstein mengatakan teori yang berlaku di antara para ilmuwan Merupakan ketika suhu meningkat, serangga sebagian besar berevolusi untuk menghasilkan lebih sedikit pigmen melanin yang mengatur corak mereka.
Ini menjadikan mereka lebih terang serta lebih cerah.
Hal itu terjadi karena benda yang lebih gelap menyerap lebih banyak panas dan lebih Mudah panas, sementara benda yang lebih terang memantulkan lebih banyak radiasi yang masuk dan dapat bertahan lebih lama lebih dingin.
Sebagai contoh, warna sayap kupu-kupu belerang Mead di pegunungan Amerika Utara memudar dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya suhu. Menurut sebuah penelitian pada 2016, sayap kuning belerang yang berkilauan pada kupu-kupu ini menjadi lebih pucat.
Terlebih lagi, antara tahun 1980-an dan 2000-an, kepik berbintik dua semakin jarang berwarna hitam dengan bintik-bintik merah daripada merah dengan bintik-bintik hitam.
Bintik-bintik hitam di bagian belakang kumbang daun subarktik yang berpola serupa Bahkan berkurang seiring dengan semakin hangatnya mata air.
Meskipun demikian, tim Herberstein menemukan bahwa polanya tidak Setiap Saat begitu sederhana.
Sebuah studi lanjutan tentang kupu-kupu belerang Mead mengamati lebih dari 800 kupu-kupu yang dikumpulkan untuk sampel museum antara 1953 dan 2013.
Hasilnya, di beberapa daerah sayap kuning pucat mereka Sungguh-sungguh menjadi lebih kaya dan lebih gelap dari waktu ke waktu.
Menurut sebuah studi pada 2018, satu spesies serangga tongkat menjadi lebih pada dan lebih gelap dari waktu ke waktu seiring dengan semakin hangatnya suhu.
“Mekanismenya tidak terlalu jelas – ini membingungkan,” kata salah satu penulis studi tersebut, Tonmoy Haque, yang Bahkan mahasiswa PhD di Macquarie University, dikutip dari The Guardian.
Menurut Haque, Trend Populer tersebut Mungkin terjadi karena melanin tidak hanya memiliki fungsi yang berhubungan dengan panas, tetapi Bahkan terlibat dalam Lini belakang imunologi dan Membantu melindungi dari radiasi ultraviolet dari matahari.
Meskipun demikian, warna Bahkan berperan dalam menarik pasangan, kamuflase dari predator atau mangsa, dan membuat satu anggota spesies dapat dengan mudah mengenali anggota spesies lainnya. Semua hal tersebut dapat berubah akibat kenaikan suhu.
“Manakala kita memengaruhi reproduksi mereka, kita secara serius memengaruhi kelangsungan populasi mereka,” kata Herberstein.
“Ini Merupakan salah satu bagian yang Harus kita cari tahu,” pungkasnya.
(lom/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA