Jakarta, CNN Indonesia —
Bank Indonesia (Bank Indonesia) mencatat total lelang instrumen Sekuritas Uang Negara Indonesia Bank Indonesia (SRBI) mencapai Rp775,45 triliun per 15 Juli 2024.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan peminat SRBI ini cukup besar. Instrumen moneter pro market yang diterbitkan sejak 2023 itu terus dioptimalkan.
“Dari Rp775,45 triliun seberapa menarik aliran portofolio asing? Yang dipegang non resident Rp220,35 triliun atau 28,42 persen,” ucap Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/7).
Menurutnya, banyaknya peminta SRBI turut serta menopang penguatan Uang Negara Indonesia. Ia mencatat Nilai Mata Uang Uang Negara Indonesia Sampai saat ini 16 Juli 2024 menguat 1,21 persen dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2024.
Implementasi Primary Dealer (PD) sejak Mei 2024 Bahkan Mengoptimalkan efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter dalam Membantu stabilitas Nilai Mata Uang Uang Negara Indonesia dan pengendalian Fluktuasi Harga Barang dan Jasa.
Ke depan, kata Perry, Bank Indonesia Berniat terus Mengoptimalkan berbagai inovasi instrumen pro-market baik dari sisi volume maupun daya tarik imbal hasil.
Hal ini Bahkan Wajib didukung oleh kondisi fundamental ekonomi domestik yang kuat, untuk mendorong berlanjutnya aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan domestik.
Selain SRBI, Perry mengatakan untuk Mengoptimalkan stabilitas Nilai Mata Uang Uang Negara Indonesia dan pencapaian sasaran Fluktuasi Harga Barang dan Jasa, Bank Indonesia terus Mengoptimalkan berbagai instrumen moneter pro-market, yaitu Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
“Kebijakan ini Bahkan dimaksudkan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang dan Membantu aliran masuk modal asing ke dalam negeri,” imbuh Perry.
Sampai saat ini 15 Juli 2024, posisi instrumen SVBI dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar US$1,82 miliar dan US$267 juta.
(mrh/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA