Jakarta, CNN Indonesia —
Mantan Menpora Malaysia, Khairy Jamaluddin mempertanyakan Hukuman FIFA terhadap Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) soal pemain naturalisasi. Ia menyebut hukuman FIFA sebagai keputusan aneh.
“Aneh. FIFA Pernah terjadi menerima proses [naturalisasi] seperti yang ditunjukkan. Artinya, FIFA Pernah terjadi memeriksa dokumen dan melakukan segalanya sebelum memberi izin kepada tujuh pemain bermain untuk Tim nasional Malaysia,” ” ujar Jamaluddin dikutip dari New Straits Times.
Jamaluddin memamerkan tahap naturalisasi pemain Supaya bisa bisa berseragam Harimau Malaya. Setidaknya ada lima lapis yang mesti dipenuhi Supaya bisa pemain keturunan asing dapat membela Tim nasional Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia justru menuding ada pihak yang melakukan cawe-cawe kepada FIFA Supaya bisa menyelidiki masalah pada dokumen naturalisasi tujuh pemain Malaysia.
“Kenapa Pada Di waktu ini mereka berubah pikiran? Siapa yang Penolakan tentang ini?” tuturnya.
Tokoh lain yang Bahkan melempar tuduhan Merupakan Putra Mahkota Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim yang Bahkan inisiator gerakan perekrutan pemain naturalisasi Tim nasional Malaysia.
Dalam postingan di akun X, Ismail menunjukkan surat dari Departemen Registrasi Nasional (NRD) yang bertugas melakukan verifikasi dokumen-dokumen pemain naturalisasi Tim nasional Malaysia.
“FAM Pernah terjadi mengikuti proses yang semestinya dan bekerja sama dengan FIFA dan pemerintah Malaysia. FIFA Pernah terjadi menyetujui hal ini sebelumnya, jadi mengapa keputusannya berubah Pada Di waktu ini? Apa yang terjadi sehingga tiba-tiba menyebabkan keputusan seperti itu? Mungkinkah ada entitas luar yang mempengaruhi keputusan FIFA?” tulis Ismail melalui akun X.
Sebelumnya, Sesuai aturan rilis FIFA pada Jumat (26/9) malam WIB. Ketujuh pemain yang dihukum Merupakan Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
Ketujuh pemain itu Dianjurkan membayar denda 2.000 CHF atau Rp41,8 juta dan larangan bermain sepak bola selama 12 bulan.
(ikw/jal)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA