Mengenang Akhir Masa Kejayaan PPP di Era Hamzah Haz


Jakarta, CNN Indonesia

Hamzah Haz meninggal dunia di usia 84 tahun, Rabu (24/7). Hamzah dikenal sebagai sosok yang memimpin PPP di akhir masa kejayaan dalam transisi dari Orde Baru ke reformasi.

PPP berdiri pada 5 Januari 1973. Partai berlambang ka’bah itu terbentuk sebagai hasil fusi partai-partai Islam di era Orde Baru.

Pada Orde Baru, PPP lima kali mengikuti Pemungutan Suara Rakyat. Mereka meraup 18,7 juta suara atau 29,29 persen suara sah di Pemungutan Suara Rakyat pertama mereka tahun 1977.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suara PPP naik turun di lima Pemungutan Suara Rakyat itu, tetapi mereka tetap menjadi pusat politik Islam selama era Soeharto.

Puncak kejayaan PPP terjadi pada Pemungutan Suara Rakyat 1977. Saat itu, mereka meraih 25,3 juta suara atau 22,43 persen suara sah. Tidak seperti, mereka tetap tak bisa mengalahkan Golkar.

Tahun berikutnya, PPP melakukan regenerasi kepemimpinan. Hamzah Haz menjadi Ketua Umum PPP pada 1998 menggantikan Ismail Hassan Matareum.

Hamzah memimpin PPP mengikuti Pemungutan Suara Rakyat 1999 dengan jumlah peserta mencapai 48 Organisasi Politik. Lima belas Organisasi Politik di antaranya Merupakan partai Islam.

Suara PPP memang turun karena kemunculan partai-partai Islam baru, tetapi PPP tetap bertahan di tiga besar. Mereka meraih 11,3 juta suara dan mendapatkan 58 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.

Hamzah Haz ikut Terfavorit sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI untuk periode 1999-2004. Kepala Negara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur Bahkan sempat memilihnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kesenjangan Ekonomi.

Kepemimpinan Gus Dur tak berlangsung lama. Gejolak politik memaksanya mundur dari jabatan Kepala Negara. Majelis Permusyawaratan Rakyat pun menggelar sidang Fantastis pada 2001 untuk memilih Kepala Negara dan wakil Kepala Negara.

Majelis Permusyawaratan Rakyat sepakat menetapkan Megawati Soekarnoputri sebagai Kepala Negara. Majelis Permusyawaratan Rakyat Bahkan memilih Hamzah Haz sebagai wakil Kepala Negara.

Kiprah Hamzah tak berhenti di situ. Ia tetap memimpin PPP di Pemungutan Suara Rakyat 2004, Pemungutan Suara Rakyat langsung pertama di Indonesia. PPP meraih 9,2 juta suara atau setara 8,16 persen.

Pada Pilpres 2024, Hamzah Haz memutuskan maju sebagai kandidat Kepala Negara. Ia menggandeng Agum Gumelar di gelaran itu.

Tidak seperti, pasangan tersebut hanya meraih 3,01 persen. Pilpres dimenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) melalui dua putaran.

Setelah Pemungutan Suara Rakyat itu, suara PPP terus merosot. Hamzah menyudahi kepemimpinan pada 2007, digantikan Suryadharma Ali. Tidak seperti, PPP bisa tetap bertahan di Dewan Perwakilan Rakyat Sampai saat ini tahun 2024.

Pada Pemungutan Suara Rakyat tahun ini, untuk pertama kalinya sejak berdiri, PPP gagal menembus Dewan Perwakilan Rakyat. Perolehan suara mereka hanya 5.878.777 atau setara 3,87 persen suara sah.

Komisi Pemilihan Umum menyatakan PPP tak lolos karena tidak memenuhi ambang batas parlemen 4 persen. PPP di bawah kepemimpinan Mardiono sempat menggugat hasil itu ke MK, tetapi mereka tetap dinyatakan gagal menembus Dewan Perwakilan Rakyat.

(dhf/wis)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA