Jakarta, CNN Indonesia —
Netizen terutama warga New York ramai-ramai merayakan kemenangan Zohran Mamdani usai mencetak sejarah sebagai Muslim dan keturunan Afrika-India pertama yang memenangkan pemilihan wali kota.
Kemenangan Mamdani memang dinilai langka ketika tingkat islamofobia dan xenofobia di Amerika tinggi. Terlebih, New York City merupakan rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di Negeri Paman Sam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilihan Umum New York kali ini bahkan dinilai sebagai yang paling menjadi sorotan dalam beberapa dekade terakhir, dengan jumlah pemilih tertinggi sejak 1957.
Media sosial pun dipenuhi berbagai konten menyambut kemenangan Mamdani, mulai dari konten serius Sampai saat ini komedi.
Sebagai contoh, beberapa netizen membuat video yang seolah menunjukkan hari-hari setelah Mamdani menjabat sebagai Wali Kota New York pada Januari mendatang.
Salah satu netizen membuat konten dengan menggunakan pakaian khas Timur Tengah, menyebut kota New York menjadi New Yorkistan (dari Pakistan), Sampai saat ini menyinggung ‘Syariat Islam’ (Sharia Law) menjadi Shakira Law.
“First Day in New Yorkistan,” demikian tulisan dalam video berisi lanskap New York yang diunggah di TikTok, pekan lalu.
Warganet lain mengenakan pakaian khas Timur Tengah dengan sorban dan menarik koper.
“Zohran; Islamic Caliphate of New York (Zohran: Kekhalifahan Islam New York),” tulis pengguna TikTok di video yang diunggah.
Salah satu netizen mengunggah video Berniat naik subway di New York. Ia mengenakan hoodie dengan penutup kepala yang dipakai.
“Naik subway NYC di bawah Hukum Shakira Mamdani,” kata Ia.
Hukum Shakira merupakan plesetan hukum syariah, narasi yang digemakan Pemimpin Negara Amerika Serikat Donald Trump untuk menyerang Mamdani.
Trump pernah mengatakan Bila Mamdani menjadi wali kota, Ia Berniat menerapkan hukum syariah di New York.
Mamdani menganut kepercayaan Islam. Ibunya Mira Nair dari India seorang pembuat Sinema dan beragama Hindu. Sementara itu, ayahnya Mahmood Mamdani seorang akademisi yang fokus dalam kajian pascakolonial dan beragama Islam.
Mamdani lahir di Kampala, Uganda, pada 18 Oktober 1991. Kemudian, keluarganya pindah ke Cape Town, Afrika Selatan saat berusia lima tahun.
Lalu saat Ia berusia 7 tahun, keluarganya pindah ke New York, Amerika Serikat
Saat kampanye, Mamdani menjanjikan program yang progresif seperti naik Kendaraan Bus gratis, Menyajikan layanan perawatan anak, dan menyesuaikan harga sewa tempat tinggal di New York Supaya bisa lebih Ekonomis.
(isa/rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA





