Jakarta, CNN Indonesia —
Sinema animasi Merah Putih: One For All Pernah terjadi tayang di bioskop mulai 14 Agustus lalu. Penayangan Sinema tersebut memicu banyak kritik tajam dari para pencinta Sinema tanah air.
Media sosial beberapa waktu lalu sempat dihebohkan dengan trailer Sinema Merah Putih: One For All. Warganet bereaksi dengan mempertanyakan anggaran Sinema itu yang disebut mencapai Rp6,7 miliar.
Tidak sedikit yang menghujat kualitas animasi dari Sinema Merah Putih: One For All dan membandingkannya dengan Sinema animasi lokal fenomenal, Jumbo. Sinema garapan rumah produksi Perfiki Kreasindo itu Bahkan dicerca habis-habisan di situs populer IMDb.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IMDb, atau Internet Movie Database, Merupakan basis data daring yang Menyajikan informasi lengkap tentang Sinema, Program Televisi, video game, dan konten streaming lainnya.Basis data ini mencakup berbagai aspek, termasuk daftar pemeran dan kru, ringkasan cerita, trivia, rating, dan ulasan dari pengguna.
Dalam situs IMDb, Sampai saat ini artikel ini ditayangkan, Sinema Merah Putih: One For All Pernah terjadi di-review oleh 81 pengguna. Dalam situs itu, Sinema ini memperoleh rating 1 bintang dari 10 bintang yang bisa didapat.
Rating itu menjadikan Merah Putih: One For All sebagai Sinema animasi lokal dengan skor terendah di IMDb. Dalam review-nya, salah satu pengguna IMDb, imdbfan-4069471596, menyebut Sinema itu sebagai aib nasional bagi perfilman.
“One For All, ya kita semua sepakat Sinema ini pantas mendapatkan Satu. Tak Dianjurkan penjelasan, tonton saja trailernya. Mimpi buruk. Malah, menurut saya karya/tugas mahasiswa animasi semester awal jauh lebih baik daripada ini. Sinema ini tampak belum selesai, bahkan tidak layak disebut storyboard. Animasi: Sangat Buruk, Efek Visual: Sangat Buruk, Pengisi Suara: Sangat Buruk, Poster Sinema: Bencana,” bunyi ulasan itu di IMDb.
Terlebih lagi, pengguna IMDb lainnya dengan akun dedekurniawan-58791 mengkritik habis-habisan Sinema Merah Putih: One For All. Bahkan, Ia percaya Merah Putih: One For All tidak pantas dikategorikan sebagai Sinema.
“Sinema ini buruk sekali. Animasi, suara, plot, dan Perdebatan yang menyertainya semuanya Sungguh-sungguh buruk, seperti sampah. Pada dasarnya, Sinema ini bahkan tidak pantas dikategorikan sebagai Sinema. Lebih tepat disebut video brainrot yang seharusnya tidak pernah dirilis. Bagaimanapun, ini Merupakan Sinema terburuk di dunia. Bila Anda manusia, percayalah ketika saya bilang Sinema ini Berencana membuat Anda tidak nyaman,” bunyi ulasan tersebut.
Sinema Merah Putih: One For All disutradarai Endiarto dan Bintang, Sinema ini mengisahkan delapan anak dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka menjelang perayaan upcara 17 Agustus. Konflik dimulai ketika bendera hilang tiga hari sebelum upacara, memaksa mereka bersatu dalam misi penyelamatan.
(wiw)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA