Jakarta, CNN Indonesia —
Staf khusus Kepala Negara bidang ekonomi Arif Budimanta buka suara soal pendapat Ahli yang menyebut generasi Z dan milenial Diprediksi miskin gegara tren doom spending.
Doom spending terjadi ketika seseorang berbelanja tanpa berpikir untuk menenangkan diri karena pesimis terhadap ekonomi dan masa depan.
Arif menilai, laporan itu masih merupakan proyeksi. Ia Bahkan yakin Gen Z bisa mengelola keuangan dengan baik dan bertanggung jawab.
“Dari saya memiliki keyakinan Gen Z itu, kan, pendidikannya baik. Mereka lebih accountable (bertanggung jawab), ya, dalam mengelola pengeluaran,” kata Budi di Banyuwangi, Jumat (27/9).
Ia lalu berujar, “Karena lebih accountable, jadi spending-nya (menghabiskan), kan, lebih baik. Saya yakin lah itu.”
Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Nur Budi Handayani punya penilaian tak jauh beda.
Budi mengatakan, tren doom spending terkait pola Pola Hidup Gen Z dan milenial.
Meski begitu, Budi meyakini, generasi itu melek literasi keuangan dan Berniat memperhitungkan masa tua.
“Saya yakin suatu saat jadi Pola Hidup mereka jaminan sosial, kesehatan, pekerjaan. Jadi mereka Sebelumnya memperhitungkan masa tuanya Berniat seperti apa,” ujar Ia.
Frasa doom spending Di waktu ini sedang menjadi perbincangan publik belakangan ini.
Dosen senior keuangan di King’s Business School Ylva Baeckström mengatakan, tren doom spending terjadi karena generasi Z terus-menerus menerima berita buruk dan merasa seperti kiamat.
“Anak-anak muda itu, kemudian menerjemahkan perasaan yang buruk menjadi kebiasaan belanja yang buruk,” kata Ia, dikutip CNBC Africa.
Ilustrasi. Doom spending jadi istilah yang belakangan ramai dibicarakan. (Istockphoto/George Rudy)
|
Imbas perilaku doom spending, Baeckström menduga, generasi Z dan milenial Berniat menjadi lebih miskin dibanding generasi sebelumnya.
Prediksi Baeckström sejalan dengan Survei Keamanan Finansial Internasional CNBC yang dilakukan oleh Survey Monkey kepada 4.342 orang dewasa di seluruh dunia.
Hasil survey menunjukkan hanya 36,5 persen orang dewasa merasa lebih baik secara finansial daripada orang tua mereka. Sementara itu, 42,8 persen sisanya merasa mereka Kenyataannya lebih buruk dari orang tua mereka.
Perilaku doom spending Bahkan terlihat dari Survei Intuit Credit Karma pada November 2023 dan melibatkan lebih dari 1.000 koresponden.
Hasil survei menunjukkan 96 persen orang AS khawatir soal situasi ekonomi Di waktu ini dan lebih dari seperempatnya menghabiskan uang untuk mengatasi stres.
(isa/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA