Jakarta, CNN Indonesia —
OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, berhasil mendapat kontrak senilai US$200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun (dengan asumsi Rp16.321 per 1 dollar AS) dari Departemen Lini belakang Amerika Serikat. Kontrak ini merupakan yang pertama inisiatif Perusahaan Rintisan ini untuk menerapkan AI dalam pemerintahan
Departemen Lini belakang AS pada Senin (16/6), Menyediakan kontrak senilai US$200 juta kepada OpenAI. Dengan kontrak kerja sama ini, OpenAI bakal mengembangkan kecerdasan buatan generatif (AI) bagi militer AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“OpenAI Berencana mengembangkan prototipe kemampuan AI terdepan untuk mengatasi tantangan keamanan nasional kritis di bidang Konflik Bersenjata dan operasional pemerintahan”, menurut pengumuman kontrak Departemen Lini belakang, melansir The Guardian, Selasa (17/6).
Program dengan Departemen Lini belakang merupakan kemitraan pertama OpenAI menerapkan teknologi kecerdasan artifisial dalam pemerintahan. Perusahaan berencana menunjukkan bagaimana AI canggih dapat secara signifikan Mengoptimalkan operasi administratif seperti akses layanan kesehatan bagi anggota militer dan Lini belakang siber.
OpenAI mengklaim semua penggunaan AI untuk militer Berencana sesuai dengan pedoman penggunaan OpenAI, yang ditentukan oleh perusahaan.
Perusahaan teknologi besar semakin gencar Menyediakan alat-alat mereka kepada militer AS, di antaranya Meta dan Palantir, perusahaan teknologi Lini belakang berbasis AI yang didirikan oleh Peter Thiel, miliarder teknologi konservatif yang berperan besar dalam pergeseran ke kanan di Silicon Valley.
OpenAI dan Perusahaan Rintisan teknologi Lini belakang Anduril Industries pada akhir tahun lalu mengumumkan kemitraan untuk mengembangkan dan menerapkan solusi AI untuk misi keamanan.
Aliansi ini menggabungkan model AI OpenAI dengan platform teknologi militer Anduril untuk Mengoptimalkan Lini belakang terhadap drone udara dan sistem pesawat tak berawak lainnya, menurut kedua perusahaan.
“OpenAI mengembangkan AI untuk Menyediakan manfaat bagi sebanyak Kemungkinan orang, dan Mendukung upaya yang dipimpin AS untuk memastikan teknologi ini mematuhi nilai-nilai demokratis,” kata Sam Altman, CEO OpenAI, saat itu.
(dmi/dmi)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA