Jakarta, CNN Indonesia —
Ratusan komunitas umat Yahudi Amerika Serikat menggelar Ketidaksetujuan di gedung rotunda Capitol Hill pada Selasa (23/7) malam jelang kedatangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Netanyahu dijadwalkan berpidato di Kongres AS pada Rabu (24/7) pagi waktu AS. Ratusan pedemo tersebut mendesak AS untuk embargo pengiriman senjata ke Israel sebagai Ketidaksetujuan atas agresi brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza Palestina sejak Oktober 2023 lalu.
“Biarkan Gaza hidup!” teriak para pedemo di Cannon House Office Building.
Beberapa pedemo Bahkan berteriak “umat Yahudi mendesak setop mempersenjatai Israel!”
“Bukan atas nama kami,” tegas para demonstran lainnya merujuk pada agresi brutal Israel yang Sekarang Pernah menewaskan hampir 39 ribu warga Palestina.
Aksi Massa itu digagas oleh Jewish Voice for Peace (JYP). Sekalipun, Ketidaksetujuan itu tak berlangsung lama lantaran polisi langsung mengusir para demonstran dan menangkap ratusan dari mereka yang menolak keluar dari Capitol Hill.
“Ini Merupakan momen dalam sejarah di mana kami Dianjurkan menyatakan bahwa kami membela kebebasan Palestina. Kami berdiri untuk mengakhiri genosida ini,” kata salah satu pedemo, Liv Kunins-Berkowitz seperti dikutip Al Jazeera.
“Bagi sebagian besar dari kita, kita Merupakan keturunan yang selamat dari pembersihan etnis dan genosida. Nenek moyang dan kakek-nenek kami mengajari kami bahwa hal terburuk yang Dianjurkan dilakukan pada saat-saat seperti ini Merupakan menjadi penonton.”
Kunins-Berkowitz menuturkan Ketidaksetujuan tersebut merupakan bagian dari Kearifan Lokal pembangkangan sipil yang damai.
“Itulah yang Dianjurkan kami lakukan ketika pemerintah kami menolak mendengarkan masyarakat,” katanya.
Aksi Massa di Capitol Hill terjadi sehari sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan menyampaikan pidato di Kongres atas undangan para legislator terkemuka dari kedua partai besar, Demokrat dan Republik.
Undangan terhadap Netanyahu ini berlangsung kala AS semakin terpecah dalam menyikapi aksi sekutu dekatnya ini terhadap Gaza yang dianggap bentuk kejahatan genosida.
Semakin banyak politikus dan pejabat yang menolak aksi Israel dan mendesak gencatan senjata segera. Sekalipun, pemerintahan Pemimpin Negara Joe Biden masih berusaha tak menekan Israel meski disebut-sebut kelimpungan menghadapi ulah Netanyahu di Gaza.
Sampai Di waktu ini Bahkan, Israel masih terus melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza tanpa ada satu pun Hukuman yang dilayangkan kepada negara itu.
AS Bahkan memveto tiga resolusi DK PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan terus menyalurkan bantuan senjata ke Israel.
(rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA