Siapa Apollo Quiboloy, Pendeta Sekte Kristen Filipina yang Diburu FBI?


Jakarta, CNN Indonesia

Nama pendeta Filipina, Apollo Quiboloy, kembali menjadi sorotan usai Kepolisian Nasional Filipina (PNP) menemukan terowongan rahasia dan kamar-kamar yang diyakini tempat korban Quiboloy ditawan.

The Straits Times melaporkan polisi menemukannya di bawah kompleks Gereja Kerajaan Yesus Kristus (KOJC), sekte Kristen yang dipimpin Quiboloy.

Menurut polisi, Quiboloy memiliki kamar tidur di ruang bawah tanah di tiga bangunan. Masing-masing kamar itu dikelilingi oleh kamar tidur lain yang diduga ditempati oleh perempuan-perempuan yang diyakini berhubungan seks dengannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siapa Apollo Quiboloy?

Apollo Carreon Quiboloy merupakan pendiri gereja Kerajaan Yesus Kristus (Kingdom of Jesus Christ/KOJC) yang mengklaim dirinya sebagai “putra Tuhan”.

Quiboloy merupakan orang yang dekat dengan Mantan Pemimpin Negara Filipina Rodrigo Duterte dan pernah menjadi penasihat spiritual Duterte saat Duterte masih menjabat Pemimpin Negara.

Dilansir dari CNN, Quiboloy mendirikan gereja KOJC pada 1985 silam. Gereja itu mengklaim Sudah memiliki 7 juta pengikut yang tersebar di seluruh dunia.

Menurut situs gereja, KOJC menjalankan Sebanyaknya Usaha mulai dari resor, outlet media, Sampai saat ini perguruan tinggi.

Pada 2021 lalu, Quiboloy masuk dalam daftar buronan Biro Investigasi Federal (FBI). Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mendakwa Ia dan Sebanyaknya orang yang diduga kaki tangannya melakukan pelecehan anak Sampai saat ini perdagangan seks terhadap perempuan dan anak-anak.

Dakwaan tersebut menyatakan bahwa Quiboloy dan dua administrator KOJC merekrut perempuan berusia 12-25 tahun untuk dijadikan asisten pribadi Quiboloy yang dinamakan “pastoral”.

Perempuan-perempuan tersebut diduga diminta menyiapkan makanan untuk Quiboloy, membersihkan tempat tinggalnya, memijatnya, serta dipaksa berhubungan seks dalam rutinitas yang disebut “tugas malam”.

Menurut dakwaan AS, kasus perdagangan seks ini Sudah dimulai sejak 2002. Aktivitas ini pun terus berlanjut setidaknya Sampai saat ini tahun 2018.

Total ada lima perempuan yang menjadi korban pelecehan dan perdagangan ini. Tiga di antaranya masih di bawah umur ketika perdagangan terjadi.

Sesuai aturan keterangan korban, mereka diberitahu bahwa berhubungan seks dengan pendeta merupakan “kehendak Tuhan” dan “bukti penting mengenai komitmen pastoral”.

Selain pelecehan dan perdagangan seks, dakwaan tersebut Bahkan menyatakan bahwa pengurus KOJC membawa pekerja dari Filipina ke AS lewat visa yang diperoleh secara ilegal untuk memaksa mereka menghasilkan uang bagi KOJC.

Para pekerja diminta mencari donatur dengan berbohong bahwa uang tersebut Berencana digunakan untuk Membantu anak-anak miskin di lembaga amal yang berbasis di California.

Padahal, dana itu digunakan untuk membiayai operasional KOJC berikut kehidupan mewah para pemimpinnya, termasuk Quiboloy, demikian dikutip Channel NewsAsia.

(vws)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA