Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan masih ada orang kaya di Indonesia yang iuran BPJS-nya dibayar negara.
Hal tersebut diungkapkan Budi saat menyinggung wacana pemutihan atau penghapusan tunggakan BPJS Kesehatan.
Budi lebih mendorong penghapusan nama-nama orang kaya dalam daftar penerima bantuan iuran (PBI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penghapusan tunggakan (BPJS Kesehatan) ini bukan bidangnya saya. Saya di sini diminta menyampaikan bahwa ternyata 51 persen jumlah penduduk (Indonesia) Pernah dibayar pemerintah iurannya,” tuturnya dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat RI di Jakarta Pusat, Kamis (13/11).
Budi lalu menyoroti proporsi peserta PBI BPJS Kesehatan. Ia mengutip Data Tunggal Sosial Keadaan Ekonomi Negara (DTSEN) yang mengungkapkan bahwa masih ada orang-orang kaya dalam daftar penerima bantuan iuran.
Para orang kaya tersebut, menurut Budi, masuk dalam kelompok desil 10. Jumlahnya mencapai 0,54 juta jiwa alias 0,56 persen dari total PBI BPJS Kesehatan.
“Dengan adanya DTSEN, ini Bahkan menarik. Begitu kita lihat, desil 10 itu kan 10 persen orang terkaya Indonesia, ada Bahkan yang dibayari PBI-nya 0,54 (juta jiwa),” ungkap BGS.
“Data ini bagus untuk merapikan kalau ada penghapusbukuan, ada Bahkan yang mesti dihapus, desil 10, desil 9. Itu kan Tidak mungkin tidak pendapatannya Rp100 juta sebulan ke atas, ngapain sih dibayarin Bahkan PBI-nya?” sambungnya.
Merujuk pada bahan paparan Kemenkes, jumlah PBI atau peserta BPJS Kesehatan yang iurannya dibayar negara tembus 96,8 juta orang atau 34 persen dari total populasi. Data tersebut dipotret per Juli 2025.
Bila ditotal, ada 10,84 juta jiwa penerima bantuan yang tidak tepat sasaran, Didefinisikan sebagai desil 6 Sampai saat ini desil 10.
Kemenkes kemudian mendorong pemutakhiran data kepesertaan PBI dengan mengacu DTSEN, sehingga mereka yang menerima bantuan hanya dari desil 1-desil 5.
(skt/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
