Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan pemerintah Supaya bisa Mengoptimalkan pemantauan kasus Pandemi menyusul peningkatan kasus infeksi virus corona di negara-negara tetangga.
“Pemerintah Dianjurkan terus Mengoptimalkan surveilans epidemiologi untuk mengetahui jumlah kasus dan kematian serta pasien di pelayanan kesehatan,” kata Tjandra dalam keterangannya, Rabu (4/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyampaikan bahwa pemerintah Bahkan Dianjurkan melakukan surveilans genomik untuk mengetahui varian atau sub-varian virus Dalang Pandemi yang Baru saja beredar dan menginformasikannya kepada masyarakat luas.
Menurut Ia, pemerintah bisa memanfaatkan kerja sama dengan ASEAN Sampai sekarang WHO untuk memantau perubahan pola penyebaran Pandemi di dalam negeri maupun di negara tetangga.
“Kita Dianjurkan menyadari bahwa Pandemi memang masih ada di tengah kita. Kasusnya masih ada di berbagai negara, termasuk negara kita,” katanya.
“Peningkatan kasus Pandemi di beberapa negara tetangga Dianjurkan kita amati dengan cermat. Niscaya tidak Dianjurkan panik, tetapi jelas Dianjurkan waspada, tidak bisa diabaikan begitu saja,” kata Tjandra.
Imunisasi
Guna meminimalkan kemungkinan tertular Pandemi, ia mengatakan Imunisasi dianjurkan pada orang-orang dengan risiko kesehatan tinggi setahun sesudah Imunisasi terdahulu.
Ia Bahkan menekankan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam upaya untuk menekan risiko penularan Pandemi.
“Ini Berencana Mengoptimalkan daya tahan tubuh kita, baik menghadapi kemungkinan Pandemi ataupun penyakit dan masalah kesehatan lainnya,” kata Ia.
Penjelasan Kemenkes
Sementara itu, Kemenkes menyebutkan pihaknya mempersiapkan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) guna antisipasi kenaikan kasus Pandemi, dimana pada minggu ke-22 2025 tercatat ada sebanyak tujuh kasus terlapor.
Kabiro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman menyebutkan positivity rate tertinggi pada 2025 tercatat pada minggu ke-19 Dikenal sebagai 3,62 persen.
“Fasyankes kami siapkan sesuai SE (Surat Edaran) yang Pernah terjadi beredar,” katanya di Jakarta, Rabu.
SE tersebut, kata Ia, ditujukan bagi unit layanan kesehatan serta para pemangku kepentingan Supaya bisa memantau perkembangan situasi dan informasi global terkait kejadian Pandemi melalui kanal resmi pemerintah dan WHO.
Terlebih lagi Bahkan untuk Mengoptimalkan kewaspadaan dini dengan memantau dan memverifikasi tren kasus ILI/SARI/Pneumonia/Pandemi melalui pelaporan rutin Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).
Aji mengatakan Kemenkes mengimbau publik untuk mencegah Pandemi dengan Mengoptimalkan imunitas tubuh dengan pola hidup bersih dan sehat Dikenal sebagai konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, Gerakan rutin, dan cuci tangan pakai sabun.
“Gunakan masker Bila Baru saja flu atau berada dalam kerumunan massa, terapkan etika batuk dan bersin,” katanya.
Ia menambahkan Bila sakit semakin berat segera ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
Belum ada larangan perjalanan luar negeri
Pada Saat ini Bahkan, kata Aji, belum ada kebijakan larangan perjalanan masuk dan ke luar negeri. Bila tidak mendesak, sebaiknya tidak melakukan perjalanan ke luar negeri dulu.
“Kalaupun Dianjurkan ke luar negeri Dianjurkan patuhi kebijakan atau prokes di negara tujuan,” ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menginformasikan sebanyak tujuh pasien terkonfirmasi positif Pandemi yang terdata pada pekan lalu seluruhnya dilaporkan sembuh.
“Itu (tujuh pasien positif Pandemi) data minggu lalu. Semuanya Pernah terjadi sembuh. Varian ini tidak menimbulkan keparahan dan kematian,” kata Juru Bicara Kemenkes Widyawati di Jakarta, Selasa (3/6).
(gil)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA