Instagram dan Facebook Terbukti Arahkan ke Konten Seksis

Jakarta, CNN Indonesia

Dua platform media sosial di bawah perusahaan Meta, Instagram dan Facebook, terbukti mengarahkan pengguna ke konten-konten seksis. Simak penelusurannya.

Hal ini terbukti setelah The Guardian Australia melakukan Sebanyaknya eksperimen dan Sebanyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa media sosial secara otomatis menayangkan konten berbahaya kepada remaja dan sebagian besar tanpa pengawasan.

Dalam eksperimen ini, tim The Guardian Australia mencoba menggunakan smartphone yang Sungguh-sungguh kosong dan terhubung ke alamat email baru yang belum pernah digunakan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga bulan kemudian, tanpa masukan apa pun, email tersebut penuh dengan konten seksis dan misoginis.

Mereka membuat sebuah profil baru sebagai laki-laki berusia 24 tahun pada April lalu. Facebook kemudian mengumpulkan beberapa informasi lain, seperti jenis ponsel dan lokasinya di Melbourne, tapi tim memilih untuk tidak menggunakan pelacakan iklan sehingga tidak dapat mengetahui apa yang mereka lakukan di luar aplikasi.

Facebook tidak bisa mengandalkan banyak hal karena akun tersebut tidak memiliki likes, komentar, atau akun baru yang ditambahkan sebagai teman. Sementara itu, Instagram mengharuskan pengguna mengikuti setidaknya lima akun untuk memulai.

Tim The Guardian kemudian memilih akun-akun populer yang direkomendasikan aplikasi, termasuk perdana menteri Australia Anthony Albanese dan model Bec Judd.

“Meta mengatakan algoritma-nya mengurutkan konten sesuai dengan apa yang diminati orang, tetapi kami ingin mengetahui ke mana algoritmanya Berniat membawa kami Bila tidak ada masukan seperti itu. Kami menelusuri feed setiap beberapa minggu untuk memeriksa apa yang disajikan,” demikian tulis The Guardian, dikutip Rabu (24/7).

Apa yang ditemukan?

Awalnya Facebook menampilkan lelucon dari sitkom The Office dan meme terkait komedi situasi lainnya bersama dengan postingan dari 7 News, Daily Mail, dan Ladbible. Sehari kemudian, Facebook mulai menampilkan meme Star Wars dan konten bergaya gym atau “dudebro”.

Pada hari ketiga, meme jenis “trad Catholic” mulai muncul dan feed mendadak berubah menjadi konten yang lebih seksis.

Tiga bulan kemudian, meme The Office, Star Wars, dan The Boys terus menghiasi feed, tapi diselingi dengan gambar-gambar berbau seksis dan misoginis yang muncul di feed tanpa masukan pengguna.

Lain halnya di Instagram. Sekalipun halaman explore dipenuhi dengan gambar dan video wanita berpakaian minim, Sekalipun sebagian besar feed-nya tidak berbahaya, sebagian besar merekomendasikan konten yang berhubungan dengan Melbourne dan para influencer Cita Rasa.

Pihak The Guardian mengaku Pernah menghubungi perusahaan milik Mark Zuckerberg itu untuk meminta tanggapan. Sekalipun, Meta menolak untuk memberi tanggapan terkait temuan tersebut.

Sekalipun, dalam laporan ke penyelidikan media sosial parlemen federal, Meta mengatakan mereka menggunakan “serangkaian algoritma yang berbeda” untuk Membantu menentukan peringkat konten yang ditampilkan di feed di Facebook dan Instagram, dengan beberapa di antaranya Membantu “kami memahami konten apa yang paling berarti bagi orang-orang sehingga kami dapat mengurutkannya dengan tepat di feed mereka”.

Perusahaan mengatakan apa yang dilihat orang “sangat dipengaruhi oleh pilihan dan tindakan mereka sendiri” dan “feed setiap orang sangat dipersonalisasi dan spesifik untuk mereka”.

Respons Ahli soal hasil eksperimen di halaman selanjutnya…


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version